FF: Stand By You Part 12 (Bimbang)


Warning : Don’t Copas Without My Permission. Tuhan melihatnya. Happy Reading!

Assalamualaikum! Selamat siang semuanyaa, masih ada yang nunggu cerita ini? Gak mau basa basi busukk, langsung aja cuss. Happy Reading all! Pada kaget gaaa?

Hyu Won menarik seleting jaketnya lalu mengeratkan lagi syal di lehernya. Gadis itu memeluk tubuhnya dengan erat. Cuaca dingin Seoul akhir-akhir ini sangat ekstem. Dia bingung ke mana dia akan pergi pagi-pagi begini. Berada di rumah keluarga Cho hanya membuat perasaannya semakin tertekan. Belum selesai kepalanya dibuat pusing oleh Cho Kyu Hyun, sekarang kakaknya justru menambah beban pikirannya.

“Benar apa yang Eun Mi katakan, kembalinya Hyun Ji hanya menambah masalah.” Gumam Hyu Won. Hyu Won mulai kesal karena bus yang ia tunggu tak juga muncul, sejujurnya dia paham benar bahwa kekesalannya bukan karena bus yang tak kunjung muncul. Yang benar saa ini baru sepuluh menit.

Kang Hyun Ji. Cho Kyu Hyun. Kang Hyun Ji. Cho Kyu Hyun.

“Arghh! Ini membuatku gila!” ucap Hyu Won sambil mengacak rambutnya.

TREEETT

Suara klakson bus membuat Hyu Won terkejut, gadis itu segera bergegas berjalan menuju pintu bus. Segera setelah pintu bus terbuka, Hyu Won menaiki tangga bus dan mulai mencari kursi kosong. Semua kursi hampir terisi kecuali satu kursi kosong di deretan kedua dari belakang. Hyu Won berjalan menuju kursi tersebut lalu duduk di sana.

Aku akan pergi ke mana saja bus ini berjalan. Ucap Hyu Won dalam hati.

Drrt Drrt Drrt

Hyu Won merogoh ponselnya dan mendapati nama Kyu Hyun muncul di layar ponselnya. Hyu Won mengabaikan panggilan tersebut tetapi panggilan kedua datang segera panggilan pertama berhenti.

“Mau apa lagi dia menelpon pagi-pagi begini.” Ucap Hyu Won lalu mengangkat panggilan dari Kyu Hyun. “Yeobboseo?” Ucap Hyu Won.

“Kau pergi bekerja?” Tanya Kyu Hyun.

Anni. Aku sedang pergi ke rumah temanku.” Jawab Hyu Won asal.

“Siapa?” Tanya Kyu Hyun.

“Hyun Ae.” Balas Hyu Won asal. Hyun Ae satu-satunya sahabat Hyu Won selain Eun Mi tetapi Hyun Ae sudah tidak tinggal di Seoul, gadis itu menetap di Busan sekarang. Hyu Won masih suka berinteraksi melalui sosial media dengan Hyun Ae.

“Aku tidak pernah mendengar temanmu yang itu.” Balas Kyu Hyun.

“Memang. Kau tidak tahu banyak tentang diriku, Cho Kyu Hyun.” Ucap Hyu Won kesal.

“Whoa! Eassy girl, ada apa dengan dirimu? Obrolan pagi ini dengan ibumu merusak mood-mu, ya?” Tanya Kyu Hyun dengan kekehan.

Hyu Won memutar matanya. Rasanya lidahnya sudah tidak tahan ingin mengatakan bahwa Hyun Ji sudah kembali tetapi mengingat wajah memohon saudari kembarnya tadi pagi, ia mengurungkan niatnya. “Sudah ya, aku sedang di Bus.” Ucap Hyu Won.

“Kalau urusanmu sudah selesai dan perlu kujemput telpon saja, ok?” ucap Kyu Hyun.

Hyu Won menjauhkan ponsel dari telinganya sebentar lalu menatap bingung pada layar ponsel seolah Cho Kyu Hyun dapat melihat wajah bingungnya. Mengapa tiba-tiba pria itu menjadi begitu perhatian, biasanya dia akan melarang Hyu Won pergi dan pulang larut malam.

Gomawo,” ucap Hyu Won akhirnya. Dia malas berdebat dengan pria itu. Sikap aneh Kyu Hyun bisa ia seilidik nanti. Sekarang dia hanya ingin menenangkan pikirannya.

Drrt Drrt Drrt

Hyu Won menatap ponselnya, kali ini bukan panggilan telepon tetapi sebuah pesan dari Hyun Ji?

Hyu Won-ah, aku harap pagi ini kau tidak bertemu Kyu Hyun dan memberitahu pertemuan kita tadi. Aku sangat berharap padamu.

Hyu Won memilih untuk tidak membalas pesan dari Hyun Ji. Gadis itu memasukan ponselnya ke dalam tas lalu menyenderkan kepalanya pada sandaran kursi.

“Mereka benar-benar kompak pagi ini. Memang seharusnya mereka menikah saja dulu.” Ucap Hyu Won sambil mendengus.

“Tampaknya orang-orang tidak berhenti menganggumu ya.” Ujar pria di samping Hyu Won.

Hyu Won terkejut mendengar ucapan orang tersebut. Ditolehkan kepalanya dan dia seketika tersenyum melihat siapa penumpang Bus yang duduk di sampingnya.

“Oppa? Lee oppa?” ucap Hyu Won dengan tersenyum.

“Sejak tadi kau berisik sekali, aku hanya ingin menikmati perjalanan menuju kafe sambil tidur sebentar tetapi sulit sekali.” Ucap Lee dengan kekehan.

Mian, orang-orang terus menguhubungiku. Mereka tidak pernah memberiku waktu untuk beristirahat.” Ucap Hyu Won mengeluh.

“Siapa?” Tanya Lee.

Eomma, Cho Kyu Hyun, dan kakakku.” Ucap Hyu Won.

“Kakakmu?” Tanya Lee.

“Iya, Hyun Ji eonnie.” Balas Hyu Won tak acuh.

“Sejujurnya aku sangat bingung mengapa Cho Kyu Hyun berpacaran dengan Hyun Ji tetapi dia menikah dengan dirimu.” Ucap Lee.

“Sejujurnya ini sangat rumit.” Ucap Hyu Won dengan kikuk.

Lee mengubah arah duduknya, pria itu sepenuhnya membalikan tubuhnya dan menatap Hyu Won dengan penasaran.

“Kau merebut calon suami kakakmu?” Tanya Lee dengan mata menyipit.

Mwo? Anniya! Aku juga memiliki kekasih saat menikah dengan Cho Kyu Hyun.” Balas Hyu Won.

“Lantas?”

“Apakah aku boleh menceritakan ini padamu? Meskipun kau sahabat Kyu Hyun tetapi aku sedikit ragu.” Balas Hyu Won lalu melipat kedua tangannya di depan dada.

“Tidak apa-apa kau tidak perlu memberitahuku alasannya. Cho Kyu Hyun juga tidak menceritakan perihal pernikahannya denganmu. Sayang sekali saat hari pernikahan kalian aku harus kembali ke Thailand, kakakku melahirkan jadi aku ingin melihat keponakanku.” Balas Lee.

“Wah pasti menyenangkan memiliki anggota keluarga baru. Ngomong-ngomong kau orang Thailand?” Tanya Hyu Won.

“Ya, Ayahku Korea dan Ibuku Thailand.” Balas Lee.

“Thailand seperti apa?”

“Lebih panas, tidak ada salju di sana.” Balas Lee singkat.

“Kalau aku punya uang yang banyak aku akan ke sana.” Ucap Hyu Won.

“Tidak perlu uang yang banyak, kalau kau mau aku bisa mengajakmu ke sana.” Balas Lee.

“Whoaa! Kau baik sekali.” Ucap Hyu Won.

“Kau akan ke mana naik bus ini?” Tanya Lee.

Molla.” Balas Hyu Won.

Lee megerutkan dahinya, dia sudah menebak sejak awal Hyu Won pasti tidak memiliki tempat untuk dituju.

“Mau ke Cocoa? Hari ini ada pemutaran film.” Ucap Lee.

“WAH! Kebetulan sekali aku tidak ada pekerjaan hari ini! Ayo kita ke Cocoa!” ucap Hyu Won bersemangat. Lee hanya tersenyum melihat Hyu Won.

****

Perusahaan Keluarga Cho

Kyu Hyun sedang membaca laporan bulanan perusahaan. Pintu ruangannya diketuk dari luar. Kyu Hyun menghentikan sebentar aktivitasnya membaca laporan.

“Masuk.”

“Tuan Cho, istri anda ingin–”

“Aku tidak bisa ditemui.” Balas Kyu Hyun. Dia tahu itu bukan Hyu Won.

“Tapi beliau memaksa masuk.” Ucap sekretaris Kyu Hyun.

“Panggil satpam saja, Nari-ah. Lagi pula itu bukan istriku. Itu kembaran istriku.” Ucap Kyu Hyun.

Sekretaris Kyu Hyun yang semula ragu dengan penolakan Kyu Hyun berubah menjadi kesal. Awalnya dia menyangka itu memang istri atasannya tetapi ternyata itu kembarannya.

“Bisa-bisanya dia mengaku istri kembarannya.” Kesal Nari. Baru saja Nari akan membalikan tubuhnya pintu sudah lebih dulu terdorong hingga terbuka lebar.

“Ya, aku memang bukan istrinya.” Ucap Hyun Ji yang sudah melangkah masuk ke dalam ruangan.

“Nona Hyun Ji saya belum mempersilahkan anda untuk masuk.” Ucap Nari tegas.

“Aku tidak butuh izin darimu. Kau ini sekretaris baru ya? Tidak mengenal diriku?” Tanya Hyun Ji dengan nada tinggi.

“Nari, kau boleh pergi.” Ucap Kyu Hyun dingin.

“Baik, kalau anda butuh satpam untuk mengusir nona Hyun Ji, beritahu saya saja Tuan Cho.” Bals Nari dengan sinis.

Hyun Ji menatap Nari dengan sinis, dia akan memberi pelajaran pada gadis itu suatu hari nanti.

“Tunggu apa lagi? Kenapa kau belum pergi juga, Nari-ssi?” ucap Hyun Ji mengusir gadis itu.

Nari membalikan tubuhnya lalu berjalan meninggalkan ruangan Kyu Hyun. Hyun Ji menutup pintu dengan rapat, dia bahkan menguncinya.

“Ada apa lagi kau ke sini?” Tanya Kyu Hyun.

“Cho Kyu Hyun kita belum selesai. Aku menolak untuk mundur sebelum kau mendengar alasan aku meninggalkanmu di hari pernikahan kita.” Ucap Hyun Ji dengan penuh keyakinan.

“Aku sudah tidak tertarik. Apapun alasanmu, saat kau memutuskan untuk meninggalkanku di hari pernikahan kita, aku menganggap kau memang sudah tidak ingin hidup bersama diriku. Semua impian dan janji yang sudah kita buat sejak dulu tidak berarti lagi. Terserah kalau kau masih berusaha untuk memperbaikinya tapi aku tidak peduli sama sekali. Itu urusanmu, sekarang aku menikmati kehidupan baruku tanpa dirimu di dalamnya.” Ucap Kyu Hyun dengan dingin.

Hyun Ji berjalan menuju kursi Kyu Hyun, gadis itu lantas memutar kursi Kyu Hyun dan menarik pria itu hingga berdiri. Kyu Hyun menatap Hyun Ji dengan dingin.

Mianhae Kyu Hyun-ah. Aku benar-benar minta maaf, aku masih sangat mencintaimu.” Ucap Hyun Ji. “Semua masih bisa dimulai lagi seperti dulu.” Ucap Hyun Ji dengan linangan air mata.

“Jangan melantur, Hyun Ji-ah.” Balas Kyu Hyun.

“Cho Kyu Hyun tidakkah kau mengingat bagaimana kita dulu? Aku bersalah meninggalkanmu, aku memang bodoh tapi masih sangat mencintaimu. Aku menyesal Kyu Hyun-ah, aku tidak akan bisa hidup tanpa dirimu.” Ucap Hyun Ji terisak.

Kyu Hyun menatap wajah sedih Hyun Ji, hatinya sedikit terenyuh tetapi rasa sakitnya jauh lebih besar dari apapun. Bayangan tentang dirinya yang merana di hari pernikahannya di atas kursi roda, berpikir bahwa dia bukan pria yang sempurna untuk Hyun Ji sehingga membuat gadis itu pergi meninggalkannya masih terus membayanginya.

Kyu Hyun menarik napas panjang lalu merengkuh tubuh Hyun Ji, sejujurnya melihat wanita menangis bukan hal yang disukai Cho Kyu Hyun apalagi gadis ini pernah mengisi hari-harinya dulu. Rasanya terlalu kejam bila ia tak meredam tangis gadis ini. Direngkuhnya kedua bahu gadis itu lalu menatap Hyun Ji dalam-dalam.

“Kang Hyun Ji dengar, aku tidak pernah melupakan apa yang kita miliki sejak dulu. Kau dan aku pernah bahagia bersama, kita memiliki janji dan impian yang akan kita kejar. Tapi hari itu semua kepercayaanku padamu hancur. Aku sangat mencintaimu tetapi kau pergi tanpa mengatakan apa-apa. Kau membuatku menjadi pecundang nomor satu di dunia ini. Bisakah kau membayangkan bagaimana sedihnya aku hari itu?” Tanya Kyu Hyun dengan tenang, tatapan yang Kyu Hyun berikan pada Hyun Ji adalah jenis tatapan yang sering ia berikan ketika mereka masih bersama.

Mianhae, aku tidak tahu bahwa aku akan menyakitimu sedalam itu. Aku memang bodoh. Tidak bisakah kau memberiku kesmepatan kedua?” Isak Hyun Ji. “Tapi kita masih bisa memperbaiki semuanya, ini belum terlambat. Kau dan Hyu Won belum lama menikah. Kau bisa meninggalkan adikku.” Ucap Hyun Ji lalu merengsek masuk ke dalam pelukan Kyu Hyun. Kyu Hyun tak menolak pelukan Hyun Ji tetapi ia juga tak membalas pelukan gadis itu.

“Apakah kau tidak kasihan pada adikmu?” Tanya Kyu Hyun.

“Justru karena aku kasihan padanya. Dia memiliki Lee Donghae yang sangat ia cintai. Hyu Won mengatakan tersiksa dengan pernikahannya denganmu. Dia merasa terkurung dengan pernikahan kalian. Lagi pula sejak awal dia tak menginginkan pernikahan ini. Jadi kau bisa meninggalkan Hyu Won. Kasihanilah dia.” Ucap Hyun Ji yang semakin mengeratkan pelukannya pada Kyu Hyun.

“Lalu bagaimana dengan diriku? Apakah kau hanya memandangku sebagai objek?” Tanya Kyu Hyun. “Apakah kau tidak kasihan padaku juga? Apakah kau pikir hidup kita ini adalah sebuah permainan. Di mana kau bisa memutuskan untuk pergi lalu kemudian kembali, lalu membuang adikmu untuk meraih kebahagiaanmu?” Tanya Kyu Hyun.

“Tapi Hyu Won tidak bahagia dengan pernikahan kalian!” ucap Hyun Ji.

“Tapi aku bahagia dengan pernikahanku dengan Hyu Won.” Balas Kyu Hyun.

DEG!

Hyun Ji membulatkan matanya, tangannya semakin erat merengkuh tubuh Kyu Hyun. Perasaannya berubah menjadi kalut. Dia ketakutan sekarang. “Apa maksudmu, Kyu Hyun-ah?” Tanya Hyun Ji parau.

“Bagaimana kalau aku bilng aku jatuh cinta pada adikmu?” ucap Kyu Hyun.

ANDWAE!” Hyun Ji melepas pelukannya. Tatapannya pada Kyu Hyun adalah campuran antara rasa kekecewaan, kalut, dan ketakutan.

“Bersama dengan adikmu selama beberapa bulan membuatku melihat dunia dengan perspektif yang berbeda. Dia membawa kebahagiaan untuk diriku. Adikmu adalah gadis paling tulus di dunia ini, tidakkah kau dan keluargamu menyadari itu? Kalian seharusnya merasa beruntung memiliki dia.” Ucap Kyu Hyun.

“Kau kejam! Kau jahat sekali, Cho Kyu Hyun! Aku tahu kau pasti sedang menghukumku sekarang dengan mengatakan kalimat seperti itu! Tidak mungkin rasa cintamu padaku sejak dulu bisa berubah hanya dalam hitungan bulan!?” ucap Hyun Ji setengah berteriak.

Mungkin dulu aku keliru. Ucap Kyu Hyun di dalam hati.

“Terserah kau menyebut ini apa tapi inilah perasaanku yang sesungguhnya, Hyun Ji-ah.” Ucap Kyu Hyun.

“Aku tidak akan menyerah, Cho Kyu Hyun! Kau akan sadar bahwa perasaanmu pada Hyu Won terbentuk hanya karena kalian terus bersama bukan perasaan kasih sayang atau pun cinta.” Ucap Hyun Ji lalu menghapus air matanya.

Hyun Ji segera bergegas menuju pintu keluar ruang kerja Kyu Hyun. Sebelum pergi ia membalikan tubuhnya dan menatap Kyu Hyun dengan dalam.

“Ingat gadis kecil yang kau tolong ketika jatuh dari sepeda di belakang rumahmu? Ingat gadis kecil yang kau ajak pergi ke pantai dengan ayah dan ibumu? Ingat gadis kecil yang menemanimu saat orang tuamu bepergian meningalkanmu sendiri dia rumah? Ingat setiap tahun kita selalu merayakan ulang tahun masing-masing di rumah pohon sambil memakan kue ulang tahun? Kita memiliki itu semua, Kyu Hyun-ah.” Ucap Hyun Ji dengan suara bergetar.

“Banyak hal berubah, Hyun Ji-ah. Terima kasih karena kita berdua sempat memiliki kebahagiaan bersama.” Ucap Kyu Hyun.

Hyun Ji membalikan tubuhnya dan meraih gagang pintu, dia lantas membuka pintu dan keluar dari ruangan Kyu Hyun. Pintu terbanting di belakangnya setelah ia menutupnya dengan keras.

Kalau kau tidak mau meninggalkanku Hyu Won, maka Hyu Won yang harus meninggalkanmu, Kyu Hyun-ah. Bisik Hyun Ji penuh keyakinan.

****

Cocoa Cafe

Hyu Won menopang dagu sambil menatap Lee yang sedang membuatkannya es coklat. Ditatapnya otot tangan Lee yang kencang. Pria itu pasti pekerja keras. Sama seperti Lee Donghae dan Lee Hyukjae bosnya di toko roti.

“Sepertinya kafe bukan pekerjaan utamamu, kan?” Tanya Hyu Won.

“Kenapa?” Tanya Lee yang sedang menuangkan es coklat Hyu Won ke dalam gelas.

“Tidak tahu, aku hanya menebak.” Jawab Hyu Won.

“Es Coklatmu,” ucap Lee lalu menyodorkan es coklat buatannya untuk Hyu Won.

Gomawo.”

“Aku mengurus bisnis properti milik keluarga.” Ucap Lee lalu duduk di hadapan Hyu Won.

“Cho Kyu Hyun juga memiliki bisnis properti. Keluarga Cho sangat kaya raya, mereka memiliki bisnis di berbagai bidang.” Ucap Hyu Won lalu menyeruput es coklat buatan Lee. “Hmm, ini selalu enak! Kau memang andal.” Puji Hyu Won.

“Ya, Cho Kyu Hyun sangat kaya. Banyak gadis pasti ingin berlari ke dalam pelukannya, dia juga pria yang sangat baik.” Ucap Lee.

“Hmm…” Hyu Won menggeleng kepalanya lalu membenarkan posisi tubuhnya. “Tidak semua gadis ingin berlari ke dalam pelukannya. Beberapa gadis justru ingin pergi dari sisinya. Dia memiliki sisi baik tetapi kadang dia begitu kejam. Tapi yang aku tahu dia sangat tulus pada orang-orang di sekitarnya.” Ucap Hyu Won.

“Kau membicarakannya dengan mengebu-gebu tetapi tatapanmu berkata lain. Kau pasti sudah jatuh cinta pada suamimu sendiri.” Ucap Lee.

Hyu Won tersedak kecil. Lee membantu Hyu Won dengan memberikan tisu, pria itu ikut tertawa melihat keterkejutan Hyu Won.

Anniya, tidak mungkin! Aku dan Kyu Hyun selalu berkelahi setiap hari. Dia lebih cocok menjadi kakak atau musuhku daripada suamiku.” Ucap Hyu Won berusaha mengelak. Bisa mati dia kalau sampai jatuh cinta pada Kyu Hyun. Ada ibunya dan kakaknya yang sudah siap menghunuskan pisau padanya.

“Siapa yang tahu kalau nantinya kalian akan saling jatuh cinta satu sama lain.” Balas Lee.

“Ya siapa yang tahu.” Balas Hyu Won tak acuh.

“Minggu depan nanti kau ada acara?” Tanya Lee.

“Kapan tepatnya?” Tanya Hyu Won.

“Hari sabtu tanggal 23 Januari.” Balas Lee.

“Kalau sabtu kafe selalu ramai tapi aku bisa meminta izin pada Hyukjae oppa. Memangnya ada apa?” Ucap Hyu Won.

“Ada bazar barang antik, sepertinya kau suka dengan barang antik.” Ucap Lee.

“Wah! Sangat menarik, aku akan mengatur jadwalku di kafe.” Balas Hyu Won.

“Jijjayo? Aku akan sangat senang kalau kau bisa menemaniku ke sana.” Ucap Lee.

“Aku akan meminta izin pada Kyu Hyun.” Ucap Hyu Won.

“Semoga dia memberikan izin.” Balas Lee.

Hyu Won menatap jam tangannya, hari sudah sore. Dia sebaiknya pulang lebih awal agar Kyu Hyun tak perlu menelpon dirinya. Baru saja dia memutuskan untuk pulang tiba-tiba dia teringat akan kehadiran Hyun Ji dan ibunya. Kalau dia pulang sore, ada kemungkinan dia bisa bertemu dengan mereka. Kalau dia pulang larut malam, dia bisa langsung tidur.

“Ada apa?” Tanya Lee.

“Aku harus menemui temanku.” Ucap Hyu Won berbohong, dia sudah telalu lama berada di kafe Lee.

“Oh begitu, perlu ku antar?” Tanya Lee.

“Tidak perlu, aku tidak mau merepotkanmu. Hari ini kau sudah mengajarkanku banyak resep kue, kau sudah membuatkanku Es coklat. Aku bisa pulang sendiri.” Balas Hyu Won.

Gwaechnanna…”

“Temanku akan menjemputku!” ucap Hyu Won.

“Oh begitu baiklah,”

“Aku pulang dulu ya, terima kasih banyak atas ilmunya hari ini. Minggu depan kita bertemu lagi.” Ucap Hyu Won lalu berjalan menuju pintu keluar kafe.

“Ajak kakakmu saja!”

Hyu Won menggelengkan kepalanya. “Kakakku tidak suka barang antik. Aku pamit, bye!” Ucap Hyu Won.

“Hati-hati di jalan Hyu Won-ah!”

****

Hyu Won duduk di halte menunggu bus datang. Hari sudah gelap, sejak tadi dia menghabiskan waktunya hanya duduk di halte menunggu malam. Dia merasa menjadi seorang pengecut. Mengapa juga dia tidak berani bertemu dengan ibu dan kakaknya, sebenarya dia bukannya tidak berani. Dia hanya malas saja berada pada situasi di bawah tekanan.

TIIN TIIN

Hyu Won mengangkat kepalanya dan dia mendapati mobil Kyu Hyu terparkir di depan halte tempatnya duduk.

“Cho Kyu Hyun?”

“Orang akan menyangka kau tidak punya rumah.” Ucap Kyu Hyun. “Palliwa, sudah malam. Ayo pulang bersama.” Ucap Kyu Hyun.

Hyu Won berdiri lalu berjalan menuju mobil Kyu Hyun. Gadis itu lantas masuk ke dalam mobil Kyu Hyun. Kyu Hyun menunggu Hyu Won memakai sabuk pengaman baru menyuruh supir mereka menjalankan mobilnya.

“Aku baru sadar kau kembali memodifiksi mobilmu seperti semula.” Ucap Hyu Won.

“Aku sudah bisa berjalan sekarang, tidak perlu bentuk yang sebelumnya.” Ucap Kyu Hyun.

“Kakimu sudah benar-benar kuat? Sudah bisa berlari?” Tanya Hyu Won.

“Kau mau bertanding denganku?” Tanya Kyu Hyun menantang.

“Whoaa! Kau sombong sekali,” ucap Hyu Won. Dia lalu menaikan suhu mobil, tubuhnya kedinginan. “Boleh aku naikan sedikit? Tubuhku kedinginan.” Ucap Hyu Won.

“Berapa lama kau menunggu bus? Hidungmu sampai memerah.” Tanya Kyu Hyun.

“Iya di luar dingin sekali.” Ucap Hyu Won. Kyu Hyun menatap telapak tangan Hyu Won, diraihnya tangan gadis itu dan benar saja tangan Hyu Won terasa sedingin es.

“Kau kedinginan, lain kali pesan taksi saja atau telepon aku. Aku akan menyuruh Jun menjemputmu.” Ucap Kyu Hyun.

Geurae, aku akan memanfaatkan fasilitas sebagai istri Cho Kyu Hyun.” Ucap Hyu Won dengan kekehan.

“Hyu Won-ah ada yang kau sembunyikan dari diriku?” Tanya Kyu Hyun.

Mwo? Kenapa kau berpikiran begitu?” Tanya Hyu Won.

“Kau tidak seberisik biasanya.” Ucap Kyu Hyun.

“Mungkin hanya perasaanmu saja.” Ucap Hyu Won lalu melipat tanganya di depan dada berusaha menghalau dinginnya AC.

“Kau kedinginan.” Ucap Kyu Hyun lalu membuka jas yang ia kenakan. Ia lalu menyelimutinya pada Hyu Won.

Gomawo.” Ucap Hyu Won. Ia memejamkan matanya lalu tiba-tiba terpikirkan olehnya untuk bertanya pada Kyu Hyun. “Bagaimana kalau kakakku tiba-tiba muncul di hadapanmu?” Tanya Hyu Won tiba-tiba.

“Tidak akan merubah apa yang sudah terjadi. Lalu kau sendiri, bagaimana kalau Hyun Ji muncul dihadapanmu?” Tanya Kyu Hyun.

Hyu Won membuka matanya, dia lantas menegakan tubuhnya. “Aku ingin sekali berkelahi dengan dirinya.” Balas Hyu Won dengan kekehan.

Kyu Hyun ikut tertawa mendengar jawaban Hyu Won. Lalu tiba-tiba suasana menjadi hening. “Hari ini Hyun Ji datang ke kantorku.” Ucap Kyu Hyun kemudian. Sebernarnya sudah dua kali dia menemuiku, tambah Kyu Hyun di dalam hati.

Hyu Won menolehkan kepalanya dan menatap Kyu Hyun dengan terkejut. “Lalu? Kalian saling melepas rindu?” Tanya Hyu Won dengan polos.

Kyu Hyun menyeringai mendengar ucapan Hyu Won, apa yang ada di dalam kepala cantik gadis itu sebenernya? “Apa kakakmu tidak menemuimu?” Tanya Kyu Hyun.

Anniya.” Balas Hyu Won dingin, dia tiba-tiba teringat dengat ucapan Hyun Ji yang memintanya merahasiakan pertemuan mereka.

“Kakakmu menangis dan memintaku untuk kembali padanya.” Ucap Kyu Hyun.

“Pasti. Lalu?” Tanya Hyu Won.

“Menurutmu?” Tanya Kyu Hyun.

“Kau menolaknya?” balas Hyu Won.

“Iya.”

Waeyo?”

“Kang Hyu Won aku tidak perlu menjelaskan alasanku padamu, kau seharusnya cukup pintar untuk mengetahuinya.” Ucap Kyu Hyun.

“Aku tidak mengerti. Hyun Ji sudah kembali, kalian pernah saling mencintai satu sama lain. Lalu kenapa kau menolaknya? Jangan bilang karena egomu sebagi lelaki yang tidak bisa menerima perlakuan Hyun Ji padamu?” Tanya Hyu Won.

“Hyun Ji hanyalah masa laluku. Sekarang kaulah wanita yang aku nikahi, Kang Hyu Won. Aku tidak memiliki rencana untuk hidup dengan wanita lain.” Ucap Kyu Hyun.

“Tapi Hyun Ji sangat mencintaimu!” teriak Hyu Won akhirnya. Dia mulai takut dengan semua ucapan Kyu Hyun, bagaimana kalau Kyu Hyun memang berencana demikian. Apakah dia tega hidup bersama dengan pria yang dicintai kakaknya sendiri? Lalu bagaimana dengan hubungannya dengan Lee Donghae.

“Lalu kau? Apakah kau ingin pergi dari diriku?” Tanya Kyu Hyun.

Hyu Won terdiam sejenak, mendadak pertanyaan Kyu Hyun terdengar begitu sulit. Dia bisa saja menjawab iya tetapi mendadak lidahnya terasa kelu. Hyu Won mengepalkan kedua tangannya di balik jas Kyu Hyun.

“Cho Kyu Hyun begini, aku bersedia pergi jika untuk kebahagiaan semua orang.” Ucap Hyu Won.

“Kebahagiaan semua orang yang mana? Kebahagiaan kakakmu dan ibumu? Lalu bagaimana dengan kebahagiaanmu?” Tanya Kyu Hyun.

Hyu Won mengembuskan napas dengan kasar. Ia menggigit bibirnya dengan gelisah. Mengapa dia menjadi sulit mengatakan ingin pergi dari Cho Kyu Hyun. Bukankah dulu dia yang bersikeras ingin meninggalkan pria itu? Apakah dia mulai merasa nyaman berada berasama Kyu Hyun? Apakah semua tuduhan yang ibunya katakan padanya benar-benar terjadi? Bahwa ia akhirnya menikmati perannya sebagai istri Kyu Hyun.

“Aku bahagia bila orang-orang di sekitarku bahagia.” Ucap Hyu Won dingin.

“Tch~ kau sangat naïf sekali.” Ucap Kyu Hyun penuh kekesalan.

Mobil yang mereka tumpangi berbelok memasuki halaman rumah keluarga Cho, lalu berhenti tepat di depan pintu masuk rumah.

“Kita sudah sampai Tuan dan Nyonya.” Ucap supir pada Kyu Hyun dan Hyu Won.

Gomawo, ahjussi.” Ucap Hyu Won.

Kyu Hyun membuka sabuk pengamannya lalu membuka pintu, Hyu Won melakukan hal yang sama pada sabuk pengamannya. Sedetik sebelum Kyu Hyun turun dari mobil, Hyu Won menarik tangan Kyu Hyun sehingga membuat pria itu tidak jadi keluar.

Waeyo?”

“Cho Kyu Hyun, ayo kita bercerai.” Ucap Hyu Won dengan datar sambil menatap Kyu Hyun tepat di manik mata pria itu.

Kyu Hyun menatap datar istrinya. Lalu seperti kecepatan angin Kyu Hyun meraih tubuh Hyu Won, ditariknya tubuh gadis itu hingga merapat pada tubuhnya. Diraihnya tengkuk Hyu Won lalu kedua tangannya merengkuh pipi gadis itu, Kyu Hyun menempelkan bibirnya pada bibir mungil Hyu Won. Hyu Won berusaha mendorong tubuh besar Kyu Hyun tetapi tubuh pria itu tak bergeser sama sekali. Mata Hyu Won terpejam, dadanya terasa begitu sakit. Tanpa ia sadari air matanya mengalir dari kedua matanya.

“Kenapa sangat sulit membuatmu paham dengan perasaanku, Hyu Won-ah?” bisik Kyu Hyun di tengah kecupannya.

TBC

GIMANA GUYSSS! KALIAN KAGET GA? AKU JUGA KAGET KENAPA BISA PUBLISH INI CERITA. COBA MASUKANNYA!

Gimana kabar kalian? Pada sehat, kan? Semoga selalu dalam lindungan Allah ya. Aamiin Ya Allah. Setelah hampir mau setahun ternyata bisa lanjut lagi, moga kalian seneng. Gimana nih, pada masuk tim siapa? Kyu Hyun, Hyu Won, Lee, Lee Donghae, Hyun Ji, Seo Jun atau Suho? Lhoooo hahaha. Jukyung sama anchor-nim aja gimana, setuju ya?

Makasih buat temen-temen yang udah mampir, baca, komen, like, follow di ig atau twitter. Kalau kalian mau ngobrol sama aku boleh bgt, aku juga pengin ngobrol sama kalian. Boleh follow ig/twitter aku. Masih sama kayak dulu. galuhtyasw/galuhtw

Tapi lebih aktif di twitter sih. Sekali lagi makasih semua selamat membaca, tetep waspada covid19 ya!

BTW INI BONUS PICT LEE. Lee ini aku ambil dari aktor Thailand namanya Lee Thanat. Dia ganteng banget woyyyyy. Ada yang pernah nonton drama dia?

32 thoughts on “FF: Stand By You Part 12 (Bimbang)

  1. Sy pikir ini ff gak ada lanjutannya alhamdulillah ada apa mungkin yg mengganjal dr hyewoon itu krn perlahan2 ada benih cinta udah mulai muncul? Sumpah hyunji licik & jahat banget

  2. Hyun Ji seenak jidat aja pergi kembali terus minta balikan sama Kyu
    Hyu won yg harus berkorban lagi.
    Semoga aja Hyu won sama Kyu tetap bersama

  3. Senangnyaaa update lagi
    Long time no see ka
    Semogaa sehat selalu
    Biar rajin update nya 😁
    Dan perkembangan hubungan kyuhyun dan hyu won

  4. akhirnya, ada kelanjutannya juga, tapi merasa kesal sama hyun ji,,,
    huhuhuhu kenapa baris terakhir harus ada kata “mari kita bercerai” jangan pisah ya …
    aku selalu nunggui kelanjutan ini, terima kasih kak sudah dilanjutin lagi, selalu semangat ya kak buat nulis kelanjutannya dan semangat untuk aktivitas lainnya,….

  5. Aku bahagia walau lama memunggu tapi blogmu tetap aktif dengan kelanjutan kisah mereka
    Kadang penat juga baca diakun orange kangen semua cerita diblog wp.
    Aku reader setiamu
    Tetap lanjut ya
    Terkadang aku masih membaca cerita yang lain disini melepas rindu

    • Akhirnya Eonni komeennn hahaa. Aku diem diem nunggu Eonnie komen wkwkw. Sama aku juga suka kangen baca FF di wp kayak ada sensasi kangen jaman dulu gimana gitu. Makasiih eonni udh selalu mampir ke blog akuu. Pokoknya ke blog aku klo rindu ajaa yak…

Leave a comment