FF: Stand By You Part 15 (Hati yang Hancur)


Warning : Don’t Copas Without My Permission. Tuhan melihatnya. Happy Reading!

Assalamualaikum, selamat siang semua! Anyyeong Haseyo? Sawadee kha! Gimana kabarnya! Pokoknya siapin tissue kali aja berkaca-kaca, gapake lama langsung aja. Selamat membacaaa!

Hyu Won duduk di tepi kasur sambil menatap pintu kamar berharap Kyu Hyun akan kembali. Sudah hampir satu jam dan pria itu belum juga kembali ke kamar mereka. Beberapa kali Hyu Won menghapus air mata yang mengalir di pipinya. Kepalanya mulai terasa sakit, ingin rasanya ia berbaring sebentar tetapi dia masih ingin menunggu Kyu Hyun. Beberapa kali dia menatap layar ponselnya berharap Kyu Hyun menelpon atau meninggalkan pesan untuknya.

“Dia pasti sangat kecewa padaku.” Hyu Won memijit kepalanya berusaha menghilangkan rasa pening yang mulai muncul.

Tangan Hyu Won bergerak menyentuh perutnya, tiba-tiba dia ingat bahwa sekarang dia membawa satu nyawa di dalam dirinya. Kepalanya rasanya akan pecah memikirkan segala hal yang sedang terjadi saat ini, tapi satu hal yang ia inginkan sekarang hanyalah Kyu Hyun kembali lalu mereka bisa berbicara tanpa emosi yang meluap-luap.

TING!

Hyu Won reflek membuka ponselnya. Sebuah pesan muncul di layar ponselnya. Rasa kecewa langsung menghinggapinya begitu ia membaca nama si pengirim pesan.

Eomma:

Eomma tunggu di rumah.

Hyu Won mengembuskan napasnya dengan lelah. Apalagi yang akan dibicarakan ibunya nanti, dia sedang tidak ingin berdebat atau menerima cacian dari ibunya.

Eomma:

Sekarang, Hyu Won-ah.

Sebuah pesan kembali masuk dan Hyu Won akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumahnya menemui ibunya. Dia tidak mau menerima amukan yang lebih besar lagi.

****

Rumah Keluarga Hyu Won

Hyu Won berjalan memasuki rumah keluarganya. Ketika memasuki ruang tamu, langkah kakinya perlahan melambat begitu ia melihat ibu dan kakaknya sudah duduk menunggu dirinya.

“Eomma, eonni.” Ucap Hyu Won menyapa ibu dan kakaknya.

“Apa yang ingin eomma bicarakan?” Tanya Hyu Won begitu ia tak mendapat respon apa-apa dari ibu dan kakaknya. Ia melihat ibunya berdiri dari sofa. Wanita paruh bawa itu menatap ke arahnya, itu adalah jenis tatapan yang sangat dingin.

Eomma sudah memikirkan semuanya, sebaiknya kau tinggal bersama nenekmu di Busan.” Ucap Ibu Hyu Won dengan tenang tetapi terdengar seperti keputusan yang tidak bisa didebat.

MWO? Apa yang eomma katakan?” Tanya Hyu Won terkejut mendengar ucapan ibunya.

Hyun Ji bersedekap lalu mengembuskan napasnya dengan lelah. Hyun Ji menatap Hyu Won lalu gadis itu mulai berbicara dengan nada merendahkan. “Apa yang terjadi tadi sore tidak cukup membuka pikiranmu? Apa kau masih sanggup tinggal di sini? Apa kau tidak malu dengan kelakukanmu?” Tanya Hyun Ji.

Hyu Won hanya melirik sekilas pada Hyun Ji. Dia tidak memedulikan ucapan Hyun Ji. “Aku tidak bertanya padamu, eonnie.” Ucap Hyu Won dingin. Tatapannya beralih pada ibunya. “Apa yang Eomma maksud dengan menyuruhku tinggal bersama Nenek?” Tanya Hyu Won lagi.

Eomma ingin malam ini juga kau pergi ke Busan dan tinggal di sana saja bersama nenekmu.” Ucap Ibu Hyu Won.

Eomma sedang mengusirku? Kenapa aku harus tinggal bersama nenek?” Tanya Hyu Won dengan suara yang mulai meninggi.

“Kau sangat membuat malu keluarga kita!” bentak Ibu Hyu Won.

Hyu Won menghela napas dalam berusaha mengatur emosinya. Ibunya sudah keterlaluan sekali. Hanya karena insiden foto tadi sore yang kebenarannya juga belum dapat dipastikan, ibunya lebih memilih mengusirnya daripada memberikannya kesempatan untuk membuktikan kebenaran yang sesungguhnya.

“Aku tidak akan pergi ke mana-mana. Eomma tidak bisa mengusirku hanya karena insiden foto tadi sore. Aku berani bersumpah bahwa aku tidak melakukan apa yang ada di dalam foto tersebut.” Ucap Hyu Won.

“Kenapa kau sangat keras kepala sekali?” ucap Hyun Ji. “Tidak cukupkah kau membuat malu eomma dan appa? Aku sudah melihat foto-foto tersebut, kau sangat luar biasa sekali! Bisa-bisanya kau masih bisa bertahan tanpa rasa malu!” ucap Hyun Ji kasar.

Hyu Won sudah berusaha menahan kesabarannya tapi kakaknya selalu menyulut emosinya. “Lalu, apakah kau juga punya rasa malu ketika kembali ke sini? Kau juga membuat malu seluruh keluarga. Kau bahkan menimbulkan kerugian yang sangat besar. Eomma dan appa harus mengabdikan hidup mereka untuk menebus kesalahanmu.” Ucap Hyu Won tajam.

“Beraninya kau!” Hyun Ji berdiri dari sofa dan menatap Hyu Won dengan marah.

“Kau sangat egois! Kau pasti tidak pernah merasa bersalah sama sekali. Yang ada di dalam kepalamu adalah kebahagianmu sendiri. Kau membiarkan orang lain mengorbankan segala hal demi dirimu. Aku bahkan mengorbankan seluruh hidupku, Eonnie!” bentak Hyu Won.

“Kang Hyu Won, jaga ucapanmu.” Ucap Hyun Ji dengan suara bergetar. Dia sangat terkejut mendengar ucapan Hyu Won.

“DIAM KALIAN BERDUA!” Bentak ibu Hyu Won. Wanita itu mulai merasa jengah mendengar pertengkaran kedua putrinya.

“Apa yang aku katakan benar, kan?” Tanya Hyu Won pada ibunya dengan muak. Dia sangat sedih ketika dia begitu menghormati dan menyayangi keluarganya tetapi tidak ada sedikit saja belas kasih dari ibunya untuk dirinya.

Hyun Ji berdiri dan berjalan meninggalkan ibunya dan Hyu Won. Hyu Won menatap Hyun Ji yang pergi dengan bingung. Ke mana kakaknya akan pergi?

Eomma mohon,” suara ibu Hyu Won membuat fokusnya kembali tertuju pada ibunya. “Tinggalkan keluarga Kyu Hyun, Hyu Won-ah.” Ucap ibunya.

Waeyo? Ini bukan hanya karena foto-foto tadi sore, kan?” Tanya Hyu Won dengan suara bergetar. Rasanya sesak sekali mendengar ibunya memohon padanya untuk pergi.

“Kakakmu akan menjadi gila karena tidak bisa bersama dengan Kyu Hyun. Dia sangat mencintai Kyu Hyun. Eomma jugasudah tidak sanggup lagi melihat keluarga Cho. Terlalu banyak rasa malu yang kita torehkan untuk mereka.” Ucap Ibu Hyu Won. Wanita itu sadar bahwa Hyun Ji akan melakukan apa saja untuk mendapatkan Kyu Hyun kembali, dia tidak ingin semakin membuat malu keluarga Cho. Dengan perginya Hyu Won, ia yakin Hyun Ji mungkin bisa sedikit lebih tenang.

“Tidak, aku tidak bisa pergi.” Ucap Hyu Won dingin.

“Kenapa?” Tanya Ibu Hyu Won.

Aku Hamil! Ucap Hyu Won dalam hati. Rasanya ia ingin sekali berteriak tetapi dia tak punya keberanian yang besar untuk mengatakan pada keluarganya bahwa ia sedang hamil.

“Hyu Won-ah, sejak awal itu bukan tempatmu. Itu milik Hyun Ji, sekarang dia sudah kembali. Biarkan Hyun Ji bersama dengan Kyu Hyun, berikan dia kesempatan sekali lagi. Kau bisa mengejar apapun yang sempat tertunda karena harus berkorban untuk Hyun Ji.” Ucap Ibu Hyu Won dengan sendu. Tatapannya adalah jenis tatapan yang penuh dengan permohonan.

Eomma, apakah hidupku tidak penting? Apakah menurutmu aku terlahir untuk selalu berkorban demi Hyun Ji? Sejak kecil selalu Hyun Ji yang diutamakan. Mengapa eomma selalu pilih kasih dan membela Hyun Ji eonnie? Aku juga anakmu tapi kenapa tidak memperlakukanku dengan setara?Untuk kali ini saja aku tidak ingin dikorbankan lagi.” Ucap Hyu Won dengan suara bergetar.

Wanita paruh baya itu hanya tertegun mendengar ucapan Hyu Won. Dia menyadari bahwa apa yang dikatakan Hyu Won semuanya benar. Tapi ini adalah satu-satunya cara agar semua kekacauan ini bisa berakhir sebab Hyun Ji tidak akan mengalah untuk Hyu Won.

“Kang Hyu Won, eomma mohon–”

Andwae! Aku tidak akan pergi.” Ucap Hyu Won.

“Apa kau mencintai Cho Kyu Hyun, Hyu Won-ah?” Tanya Ibu Hyu Won dengan parau, ini adalah hal yang paling ia takutkan.

Hyu Won terdiam tak menjawab pertanyaan ibunya. Hyu Won tidak menyadari perasaannya pada Kyu Hyun hingga dia mengetahui kehamilannya. Dia tidak mau kehilangan pria itu bukan hanya karena sebuah pertanggungjawaban, lebih dari itu dia membayangkan sebuah masa depan dengan Kyu Hyun. Selama ini Kyu Hyun begitu ingin mempertahankan pernikahan mereka meskipun ia berulang kali ingin pergi dari hidup pria itu. Apakah dia mencintai Cho Kyu Hyun atau tidak, dia masih bisa mencaritahu nanti. Yang pasti ketika mengetahui kehamilannya, dia begitu bahagia. Membayangkan Kyu Hyun juga mungkin memiliki kebahagiannya yang sama dengannya membuatnya ingin bertahan di sisi pria itu.

“Apakah kau mencintai, Cho Kyu Hyun?” suara Ibu Hyu Won terdengar penuh penekanan.

“Aku hanya ingin mempertahankan posisiku sebagai istrinya.” Ucap Hyu Won dengan tegas.

“Terus pertahankan sampai kau melihat semua ini.” Ucap Hyun Ji yang tiba-tiba muncul dari ruang tengah. Gadis itu melempar beberapa lembar kertas ke arah Hyu Won dengan kasar. Hyu Won memungut kertas-kertas tersebut dari lantai.

“Pernikahanmu dengan Cho Kyu Hyun tidak sah. Dia tidak pernah mengurus surat-surat pernikahan kalian. Di sana masih tertera namaku. Kau hanya terbuai Kang Hyu Won. Dasar bodoh!” Ucap Hyun Ji kasar.

“Kang Hyun Ji, jaga sikapmu!”

“Dia harus tahu semuanya agar dia bisa menyadari di mana tempatnya yang sebenernya, eomma!” balas Hyun Ji.

Hyu Won menatap kertas-kertas di tangannya, dia mulai membaca dengan pelan-pelan. Benar apa yang dikatakan Hyun Ji, ini adalah surat-surat pernikahan. Di sana masih tertera nama Hyun Ji. Kyu Hyun pernah mengatkan bahwa dia akan mengurus surat pernikahan antara dirinya dengan Hyu Won. Dulu dia tidak peduli apakah pria itu akan mengubah nama Hyun Ji menjadi namanya tetapi sekarang semua terasa begitu menyakitkan. Apakah Kyu Hyun hanya membual saja? Apakah dia punya hak untuk bersedih sementara dia tidak pernah peduli sama sekali?

“Tadinya aku tidak ingin mengatakan ini tapi aku rasa kau harus tahu fakta yang sebenarnya. Menurutmu apakah rasa cinta di hati Kyu Hyun padaku bisa luntur begitu saja? Kami saling mencintai sejak kami masih muda. Kami masih memiliki rasa cinta untuk satu sama lain. Kalau dia mencintaimu, sejak dulu nama di surat pernikahan kalian adalah namamu bukan diriku. Dia masih menungguku, Hyu Won-ah.” Ucap Hyun Ji.

Hyu Won terdiam tak bisa berkata-kata, apa yang Hyun Ji katakan membuatnya sedikit bingung dan goyah. Dia ingin percaya pada apa yang Kyu Hyun katakan di awal pernikahan mereka bahwa dia akan menjalani pernikahan ini dengan sesungguhnya tetapi apa yang Hyun Ji katakan juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Bagaimana kalau memang selama ini Kyu Hyun hanya emosi dan dia belum menyadari bahwa perasaannya pada Hyun Ji memang tidak pernah berubah sama sekali?

“Pergilah dan tinggal bersama nenek di Busan.” Ucap Hyun Ji. “Aku yakin dengan perginya dirimu, keadaan akan kembali seperti semula. Sekali ini saja, tolong bantu aku.” Ucap Hyun Ji memohon pada Hyu Won.

“Bagaimana kalau sekali ini saja aku yang meminta bantuanmu? Jangan mengusirku dari sini.” Ucap Hyu Won pada Hyun Ji.

“Kang Hyu Won, bawa semua tabungan eomma. Kau ingin berkuliah, kan? Ini pakai semua tabungan eomma. Tinggalah dengan nenekmu, temukan kebahagianmu. Eomma mohon, Hyu Won-ah.” Ucap Ibu Hyu Won dengan permohonan. Wanita itu meraih tangan Hyu Won lalu memberikan buku tabungannya.

Hyu Won tertegun mendengar ucapan ibunya, air matanya mengalir tanpa ia sadari. Hyu Won menatap Ibunya dengan sendu. Apakah ibunya benar-benar ingin dia pergi? Dia sangat sayang pada ibu dan ayahnya. Dia ingin selalu bersama mereka, siapa yang akan menjaga mereka nanti bila ia pergi?

“Apakah eomma benar-benar ingin aku pergi? Apakah eomma tidak sayang padaku?” Tanya Hyu Won, kali ini ia menangis dengan sedih.

“Maaf karena eomma selalu membuatmu bersedih. Kali ini saja, eomma mohon padamu. Setelah ini kau tidak perlu berkorban apapun lagi. Kau bisa bebas mencari kebahagiaanmu, Hyu Won-ah.” Ucap Ibu Hyu Won.

Perasaan Hyu Won hancur seketika. Ibunya benar-benar ingin ia pergi. Wanita paruh baya itu tidak pernah menyayanginya. Kenapa ibunya selalu bersikap jahat pada dirinya? Hyu Won menarik napas panjang lalu memberikan kembali buku tabungan milik ibunya. “Simpan saja untuk eomma dan appa. Pakai untuk keperluan kalian. Mianhae, aku tidak bisa mengabulkan keinginan eomma.” Ucap Hyu Won lalu berjalan menuju pintu keluar.

“YA! KANG HYU WON!” teriak Hyun Ji dengan marah. Gadis itu keluar dan mengejar Hyu Won yang sudah keluar dari rumah mereka.

“Kau keras kepala sekali. Sudah jelas dia bukan istri Cho Kyu Hyun tetapi dia masih ingin berada di sini. Dasar tidak tahu diri!!!”

Hyu Won tak menghiraukan teriakan Hyun Ji, dadanya terasa begitu sesak hingga ia merasakan perih luar biasa. Air matanya tidak mau berhenti walaupun ia menghapusnya berkali-kali. Dia tidak ingin melihat mereka lagi.

****

Ruang Penyimpanan Wine

Hyu Won berdiri di depan pintu penyimpanan wine milik keluarga Kyu Hyun. Hanya ini satu-satunya tempat yang muncul di kepalanya. Waktu kecil ketika ia bersedih atau habis dimarahi ibunya, ia akan bersembunyi di sini. Donghae akan muncul dan membawakannya makanan dan minuman lalu menghibur dirinya, bibir Hyu Won tersungging mengenang memori manisnya ketika kecil dulu. Sekarang Lee Donghae tidak akan datang menghiburnya seperti dulu, lagi pula dia juga tidak mengharapkan kehadiran pria itu. Dia tidak ingin menjadi beban untuk Donghae.

Kreett

Hyu Won mendorong pintu lalu mesuk ke dalam ruang penyimpana wine. Aroma khas wine langsung menusuk indra penciumannya. Hyu Won berjalan menyusuri rak-rak berisi koleksi wine milik keluarga Kyu Hyun. Dia sudah memutuskan akan tidur di sini malam ini, persetan dengan permintaan ibu dan kakaknya. Dia tidak peduli sama sekali. Sekali ini saja dia ingin membela dirinya. Yang ada dipikirannya saat ini hanya bayi di dalam kandungannya dan Kyu Hyun. Kalau Kyu Hyun memintanya untuk tetap tinggal, maka dia akan bertahan sekuat tenaga.

Sayangnya pria itu saat ini sedang dilingkupi emosi dan memilih untuk tidak percaya padaku. Aku tidak akan menyerah, dia pasti akan mengerti dengan penjelasanku nanti. Ucap Hyu Won dalam hati.

 Hyu Won masih menelusuri rak penyimpanan wine hingga langkahnya terhenti begitu ia melihat sosok yang sejak tadi terus muncul di dalam pikirannya. Cho Kyu Hyun sedang tidur di atas sofa merah marun di pojok ruangan. Ternyata di sini pria itu berada sejak tadi sore. Hyu Won berjalan mendekati Kyu Hyun.

Hyu Won membungkukan tubuhnya, ditatapnya wajah damai Kyu Hyun yang sedang tertidur pulas. Kalau sedang tidur begini, Kyu Hyun tidak terlihat menyeramkan. Tiba-tiba ia teringat bagaimana pria itu begitu marah tadi sore. Bagaimana cara memberitahu pria itu bahwa ia sedang hamil?

Besok saja, sepertinya aku tidak akan tidur di sini malam ini. Ucap Hyu Won dalam hati. Hyu Won menegakan tubuhnya hendak meninggalkan Kyu Hyun namun tubuhnya tiba-tiba terbanting karena hentakan keras di tangannya.

“OMMO!”

Wajah Hyu Won menghantam dada bidang Kyu Hyun, tidak keras tetapi cukup membuatnya memekik terkejut. Hyu Won mengangkat kepalanya ke atas. Tatapan mereka saling mengunci satu sama lain.

“Kau habis menangis?” Tanya Kyu Hyun.

“Kyu Hyun…” ucap Hyu Won lalu mencoba bangun namun Kyu Hyun dengan cepat membalik tubuhnya hingga posisi pria itu kini menindih Hyu Won.

“Apa yang kau lakukan, lepaskan aku!” ucap Hyu Won panik. Kyu Hyun menahan kedua tangan gadis itu di sisi kepalanya dengan keras.

“Apa yang sedang kau lakukan di sini? Menggodaku?” Tanya Kyu Hyun dengan dingin. Hyu Won masih dapat merasakan emosi pria itu masih belum surut.

Anniya, aku tidak tahu kau ada di sini. Biarkan aku kembali ke kamar.” Ucap Hyu Won lalu mencoba mendorong Kyu Hyun namun usahanya tidak membuahkan hasil apapun. Kyu Hyun justru semakin mengeratkan cengkramannya pada pergelangan tangan gadis itu.

“Kyu Hyun, tolong lepaskan aku. Kau menyakitiku.” Ucap Hyu Won memelas. Perlahan cengkraman pria itu mengendur tetapi ia belum melepaskan Hyu Won.

Kyu Hyun mengembuskan napasnya dengan kasar, ia lalu melepas cengkramannya. Melihat wajah sendu Hyu Won membuatnya tak sanggup mengintimidasi gadis itu. Dia hampir lepas kendali, emosinya pada gadis itu belum sepenuhnya surut. Dia masih begitu marah dan kecewa, tapi dia sadar ia tak mungkin melampiaskannya dengan berbuat kasar pada Hyu Won.

“Temani aku minum wine setelah itu aku akan membiarkanmu kembali ke kamar.” Ucap Kyu Hyun lalu pria itu bangun dari posisinya. Hyu Won diam-diam bernapas lega.

Kyu Hyun berjalan menuju rak paling ujung untuk mengambil sebotol wine. Hyu Won menatap punggung lebar Kyu Hyun yang berjalan menjauhinya. Terakhir kali ia minum minuman beralkohol itu dengan Kyu Hyun, mereka berakhir dengan bangun pagi hari tanpa sehelai pakaian. Hyu Won menggelengkan kepalanya berusaha mengenyahkan ingatannya tentang insiden wine bersama Kyu Hyun.

“Kenapa? Kepalamu sakit?” Tanya Kyu Hyun yang sudah kembali dengan sebotol wine dan gelas di tangannya. Pria itu lalu duduk di sebelah Hyu Won. Hyu Won menggeser duduknya.

Kyu Hyun menuangkan wine dari botol ke dalam gelas. Pria itu lalu meneguknya dengan sekali teguk. Dia lalu menuangkan lagi wine ke dalam gelas, ia lantas menyodorkan kepada Hyu Won.

“Ini.” Ucap Kyu Hyun.

“Tidak.” Hyu Won menggelengkan kepalanya menolak dengan sopan.

Kyu Hyun lantas meneguk sedikit wine tersebut lalu mengelap sisa wine di bibirnya. Dia menutup botol wine lalu meletakannya di lantai.

“Kenapa kau menolak wine dariku? Terakhir kali aku menawarkan wine padamu, kau tampak begitu menikmatinya.” Ucap Kyu Hyun. “Tenang saja, ini tidak akan membuatmu pingsan seperti waktu itu, aku tidak akan melakukan tindakan–”

“Hentikan.” Ucap Hyu Won menghentikan kalimat yang akan Kyu Hyun ucapkan. Dia tahu apa yang akan pria itu katakan.

“Kenapa? Kenapa kau menolak wine dariku, sedangkan kau bisa bebas minum dengan pria lain di bar?” ucap Kyu Hyun, kali ini ada nada merendahkan di sana. Hyu Won berusaha menahan diri untuk tidak mendebat Kyu Hyun.

“Tidak seperti itu.” Balas Hyu Won tenang, dia mengasumsikan kadar alcohol di dalam wine yang membuat Kyu Hyun berbicara dengan nada seperti itu.

“Kalau bukan begitu kenapa tidak mau minum dengan diriku? Tenang saja, aku ini suamimu. Kalau nantinya kita berakhir seperti apa yang ada di foto-foto tadi sore, aku ini suami sahmu.” Ucap Kyu Hyun sinis. Kali ini tidak ada nada merendahkan tetapi Hyu Won merasa begitu sedih mendengarkan ucapan pria itu. Kyu Hyun sedang berusaha melampiaskan emosinya.

“Aku akan kembali ke kamar.” Ucap Hyu Won lalu berdiri namun Kyu Hyun dengan cepat menahannya.

“Satu gelas saja setelah itu kau boleh pergi.” Ucap Kyu Hyun lalu menyodorkan wine pada Hyu Won.

“Aku tidak bisa!” sentak Hyu Won.

Waeyo? Kau takut padaku?” Tanya Kyu Hyun dengan kasar.

Hyu Won menatap Kyu Hyun dengan tajam. Dia menimbang-nimbang apakah ini sata yang tepat untuk memberitahu pria itu bahwa mereka akan memiliki anak?

Waeyo? Seteguk saja.” Ucap Kyu Hyun lalu dengan sedikit memaksa menempelkan gelas wine ke bibir Hyu Won.

“Hentikan, aku tidak mau!” tolak Hyu Won lalu menepis tangan Kyu Hyun dengan kasar hingga membulat wine di dalam gelas tumpah ke lantai.

“Sayang sekali kau baru saja membuang wine terbaik koleksiku. Hanya minum seteguk saja, Kang Hyu Won. Kau tidak akan kenapa-kenapa, aku akan membiarkanmu pergi. Aku tidak akan menjebakmu–”

“Kyu Hyun, aku hamil.” Ucap Hyu Won denga tenang.

Hyu Won memotong ucapan Kyu Hyun. Ia tahu bahwa semakin dibiarkan, pria itu akan mengatakan kalimat-kalimat yang lebih menyakitkan lagi. Untuk sepersekian detik suasana begitu senyap. Bahkan Hyu Won bisa mendengarkan bunyi jantungnya sendiri yang berdetak begitu cepat.

Kyu Hyun mengambil botol wine dari lantai lalu meneguknya langsung dari botol. “Siapa?” Tanya Kyu Hyun singkat.

“Siapa apanya?” Tanya Hyu Won bingung.

“Siapa ayah dari bayi di kandunganmu?” Tanya Kyu Hyun.

Mata Hyu Won sontak terbelalak mendengar ucapan Kyu Hyun tetapi dia berusaha menormalkan kembali ekspresinya. Rasanya seperti seseorang baru saja menusuknya tepat di dada. Air matanya berdesakan ingin keluar tetapi dia berusaha menahannya mati-matian. Dia tidak mau menangis di hadapan pria yang baru saja merendahkan dirinya.

“Jangan keterlaluan begitu. Kau pikir aku pelacur?” Ucap Hyu Won dengan santai seolah pertanyaan Kyu Hyun tidak memengaruhinya sama sekali.

Kyu Hyun menyadari bahwa dia sudah keterlaluan sekali. Pria itu menolehkan kepalanya hendak melihat wajah Hyu Won namun gadis itu sudah berdiri menjauh dari dirinya.

“Hyu Won aku tidak bermaksud–”

“Sudahlah tidak ada gunanya kita berbicara malam ini, tadinya kupikir kita bisa menyelesaikan semuanya malam ini tapi tampaknya kau masih tidak percaya padaku.” Ucap Hyu Won dengan datar. Gadis itu membalikan tubuhnya dan menatap wajah Kyu Hyun dengan dingin. “Tenanglah aku hanya bercanda, aku hanya ingin mengerjaimu tapi responmu sangat menyakitiku.” Ucap Hyu Won dengan kekehan, ia lalu berjalan meninggalkan Kyu Hyun. Dia terpaksa harus berbohong untuk menjaga harga dirinya. Pria itu sudah menginjak-injak harga dirinya.

“Kang Hyu Won tunggu–” cegat Kyu Hyun namun Hyu Won terus berjalan menuju pintu keluar.

“Aku ingin tidur, aku butuh waktu sendiri. Temui aku kalau kau sudah bisa percaya padaku, Kyu Hyun-ah.” Ucap Hyu Won lalu dengan cepat berjalan meninggalkan Kyu Hyun.

Hyu Won membuka pintu lalu keluar dari ruang penyimpanan wine. Dia membanting pintu dengan keras tanpa ia sadari. Kakinya melangkah dengan cepat menjauhi ruang penyimpanan wine tersebut. Air matanya seketika itu juga mengalir dengan deras. Hyu Won membekap mulutnya berusaha menahan tangisnya. Rasanya sakit sekali mendapat perlakukan seperti itu dari Kyu Hyun. Dia merasa begitu malu. Teganya Kyu Hyun menganggap rendah dirinya. Malam ini sudah terlalu banyak rasa sakit yang ia terima sampai-sampai dia merasa tak sanggup menghadapi semuanya lagi. Dia pikir Kyu Hyun akan berada di sisinya dan mempercayai dirinya.

Hyu Won menolehkan kepalanya dan menatap ke belakang seolah ia bisa melihat Kyu Hyun. “Aku hanya butuh kau untuk percaya padaku tapi ternyata kau sama saja dengan mereka. Apa gunanya aku bertahan di sini? Dasar pria kejam. Kenapa kalian semua sangat kejam padaku?” Bisik Hyu Won disela tangisnya. Bukan hanya menghancurkan hatinya hingga berkeping-keping, pria itu juga baru saja menghapus semua harapan indah yang ia miliki.

Hyu Won menghapus air matanya lalu menarik napas panjang, tangannya bergerak menyentuh perutnya. Dia akan melindungi bayi di dalam kandungannya dengan seluruh kekuatan yang ia miliki. Dia tidak membutuhkan orang lain, Kyu Hyun sekalipun.

“Kau punya aku sebagai ibumu. Aku tidak akan membiarkan mereka menyakiti kita lagi. Aku sudah selesai dengan semua ini. Rasanya lelah sekali, ya Tuhan. Aku tidak akan mengorbankan hidupku lagi. Aku tidak akan membiarkan mereka mengganggu hidupku lagi.” Ucap Hyu Won sambil memeluk perutnya. Dia menyadari bahwa tidak ada yang bisa memeluknya sehangat ia memeluk dirinya sendiri, bahkan kedua orang tuanya sekalipun.

****

Pagi Hari

Rumah Keluarga Cho

Kyu Hyun kembali ke kamarnya. Dia tak menemukan Hyu Won di dalam kamar mereka. Bahkan ranjang tempat mereka tidur tampak begitu rapi seolah tak ditiduri. Kyu Hyun mengerutkan dahinya. Suasanya kamar terasa begitu berbeda tidak seperti biasanya. Kamar terasa begitu sepi dan dingin. Apakah Hyu Won sudah berangkat kerja?

“Hyu Won-ah?” panggil Kyu Hyun.

Kyu Hyun berjalan menuju kamar mandi, dia membuka pintu kamar mandi. Kyu Hyun sangat terkejut saat mendapati hanya ada peralatan mandi miliknya. Dia tidak menemukan barang-barang milik Hyu Won. Seketika jantung Kyu Hyun berdetak begitu cepat. Kyu Hyun merogoh ponselnya dan berusaha menghubungi Hyu Won namun tidak dapat tersambung.

“Bibi Nam!” Teriak Kyu Hyun keras.

“Ya Tuan?”

“Di mana Hyu Won? Apakah dia ada di luar?” Tanya Kyu Hyun kasar.

“Saya belum melihat nona Hyu Won sejak semalam.” Ucap Bibi Nam.

Kyu Hyun dengan cepat berjalan menuju lemari pakaian mereka. Dia membuka pintu lemari dengan tidak sabaran. Ketika pintu lemari terbuka, Kyu Hyun sontak terkejut karena dia tidak menemukan baju-baju Hyu Won di sana. Lemari mereka hanya berisi baju-baju milkinya. Tas koper milik gadis itu juga tidak ada.

“Sial, ke mana kau pergi Hyu Won-ah.” Umpat Kyu Hyun kesetanan.

Kyu Hyun merogoh ponselnya lalu menghubungi asistennya. “Lee! Siapkan orang-orangmu. Cepat temukan istriku. Dia membawa semua pakaian dan barang-barangnya.” Ucap Kyu Hyun memerintah dengan kasar.

Kyu Hyun hendak keluar dari kamar namun Bibi Nam mencegatnya. Wanita itu menunjuk pada meja rias di pojok ruangan. Kyu Hyun berjalan menuju meja rias lalu menemukan surat-surat pernikahannya. Tidak hanya itu, ia juga menemukan cincin pernikahan Hyu Won diletakan di atas surat-surat pernikahan mereka.

“Sial, di mana dia menemukan ini? Dia tidak pernah masuk ke dalam ruang kerjaku satu kali pun–” ucapan Kyu Hyun terhenti. Tiba-tiba terlintas dalam benaknya siapa yang berani masuk ke dalam ruang kerja pribadinya, dia sudah bisa menebaknya. Tapi saat ini yang paling penting adalah di mana keberadaan Hyu Won.

****

Kyu Hyun duduk bersandar menatap gamang pada layar komputer, tepat di hadapannya layar menampilkan Hyu Won yang sedang berjalan membawa koper besar dan tas ranselnya. Gadis itu meninggalkan rumahnya tadi malam satu jam sejak dia kembali dari ruang penyimpanan wine milik keluarganya. Kyu Hyun mengusap wajahnya dengan kasar. Otaknya masih mengulang semua yang ia lihat di layar computer. Apa yang sebenernya terjadi di rumah gadis itu semalam. Sebelum ke ruang penyimpanan wine, Hyu Won terlihat mengunjungi rumahnya. Lalu mengapa Hyun Ji mengejarnya dan tampak berteriak pada Hyu Won ketika gadis itu keluar dari rumah mereka. Dia tahu keluarga gadis itu mungkin kembali memberinya tekanan, tapi kali ini apa yang mereka pertengkarkan hingga membuat Hyu Won begitu terlihat sedih semalam.

“Tenanglah aku hanya bercanda, aku hanya ingin mengerjaimu tapi responmu sangat menyakitiku.”

Ucapan Hyu Won muncul dalam benak Kyu Hyun. Pria itu langsung berdiri terlonjak dari tempat duduk. Bagaimana kalau Hyu Won tidak berbohong dan dia memang hamil? Belum lagi tatapan gadis itu sebelum pergi meninggalkannya terlihat begitu terluka.

“Sial. Sial. Sial.” Kyu Hyun berulang kali mengumpat pada dirinya. Semalam dia sudah sangat kejam pada Hyu Won. Tapi mereka biasa bertengkar lebih besar daripada semalam. Gadis itu juga meninggalkan cincin pernikahannya. Kyu Hyun yakin sudah terjadi hal besar yang tidak ia ketahui.

Kyu Hyun segera bergegas menuju pintu keluar. Dia akan mencari Hyu Won. Dia akan mencaritahu apakah ucapan gadis itu semalam benar atau hanya kebohongannya saja. Dia sudah tidak peduli dengan kebenaran insiden foto-foto Hyu Won. Saat ini dia hanya butuh Hyu Won kembali padanya dan mereka bisa menyelesaikan semua masalah yang ada.

Ceklek

Pintu terbuka tepat saat Kyu Hyun akan keluar dari ruang CCTV. Wajah Hyun Ji muncul dari sela pintu. Untuk sepersekian detik Kyu Hyun mengira itu Hyu Won, rasa bahagianya seketika hilang begitu dia menyadari itu bukan Hyu Won melainkan Hyun Ji.

“Kau tampak berantakan sekali.” Ucap Hyun Ji.

“Kebetulan kau muncul.” Ucap Kyu Hyun dingin. “Apa kau yang memberikan surat-surat pernikahan pada Hyu Won?” Tanya Kyu Hyun sinis.

Hyun Ji melipat kedua tangannya di depan dada. “Cepat atau lambat Hyu Won juga akan tahu,” balas Hyun Ji dengan santai.

Kyu Hyun sudah dapat menduganya. Beberapa menit yang lalu saat mengecek CCTV di ruang kerjanya, dia sempat melihat ibu mertuanya masuk dan mencari-cari barang di dalam ruang kerjanya. Dia tahu ibu mertuanya mungkin bekerja sama dengan Hyun Ji untuk menunjukan surat-surat tersebut pada Hyu Won.

“Aku tidak punya waktu denganmu.” Ucap Kyu Hyun lalu berjalan melewati Hyun Ji namun langkah pria itu terhenti saat Hyun Ji memeluknya dari belakang.

“KAU TIDAK BISA PERGI!” teriak Hyun Ji.

“Lepas, Kang Hyun Ji!” bentak Kyu Hyun.

“Kau tidak boleh terlihat kacau karena adikku.” Ucap Hyun Ji.

Kyu Hyun menarik napas dalam lalu mencoba melepas pelukan Hyun Ji tetapi Hyun Ji semakin mengeratkan pelukannya. “Kang Hyun Ji, apa yang sebenernya kalian katakan padanya hingga dia pergi?” Tanya Kyu Hyun mencoba bersabar.

“Dia mungkin sadar bahwa tempatnya bukan di rumah ini. Biarkan Hyu Won pergi, Kyu Hyun-ah. Dia ingin mencari kebahagiannya sendiri, dia tidak ingin berada di sini lagi. Kau tidak bisa menahan dirinya. Pernikahan kalian tidak sah, apalagi yang bisa menahannya? Dia mungkin akhirnya berbahagia karena ternyata kalian tidak punya ikatan lagi. Biarkan dia bersama Lee Donghae.” Ucap Hyun Ji.

“Dia tidak akan pergi kecuali Ibumu yang memintanya.” Ucap Kyu Hyun. “Alasan dia masih bertahan selama ini karena dia sangat menyayangi orang tua kalian,” ucap Kyu Hyun. Dia tahu bahwa Hyu Won sangat takut bila dirinya membuat kedua orang tua gadis itu menderita bila ia memutuskan pergi meninggalkan Kyu Hyun.

“Berhenti menahan adikku,” Ucap Hyun Ji.

“Aku akan melepasnya bila dia sendiri yang mengatakan padaku bahwa dia ingin pergi. Dia tidak bisa pergi tanpa memberikan alasan padaku.” Ucap Kyu Hyun.

“Apakah kau jatuh cinta pada adikku?” Tanya Hyun Ji.

“Apalagi? Menurutmu kenapa aku masih menahan dirinya selama ini? Karena aku ingin membalas dendam padamu? Dengar, aku sudah tidak memiliki rasa cinta padamu lagi. Begitu kau pergi, aku tidak pernah berpikir kita akan kembali seperti semula. Kau sudah memutuskan untuk pergi, maka lanjutkan apa yang sudah kau lakukan.” Ucap Kyu Hyun lalu melepas cengkraman Hyun Ji di perutnya dengan kasar.

Hyun Ji membeku mendengar ucapan Kyu Hyun. Pria itu lalu berjalan pergi meninggalkannya tanpa menolehkan kepalanya sedetik pun pada Hyun Ji. Air mata Hyun Ji mengalir seketika, dadanya terasa begitu sesak. Apakah dia kalah kali ini? Tidak, dia memang tidak pernah memenangkan hati Kyu Hyun dari dulu. Sejak awal gadis yang Kyu Hyun cintai memang Hyu Won bukan dirinya.

“Kau tidak akan menemukan keberadaan Hyu Won, Kyu Hyun-ah.” Ucap Hyun Ji. Dia masih tidak rela dengan apa yang menimpanya saat ini. Dia akan berusaha sekuat tenaga untuk membuat Kyu Hyun mencintai dirinya. Hyu Won sudah pergi, seharusnya tidak telalu sulit untuk membuat Kyu Hyun kembali ke sisinya.

TBC

Gimanaaaa? Coba uneg-uneg kalian keluarin semua wkwk. Apakah kalian sudah cukup cape sama cerita ini? Jangan dongg wkwk. Sabar dikitttt lagi ya. Btw sakit banget ya jadi Hyu Won. Moga Hyu Won ga benci Kyu Hyun dan keluarga dia ya, takut banget kalo Hyu Won pendendam. Lhaaa yang bikin cerita siapa sih wkwk. Pokoknya semoga kalian semua terhibur baca ini!

Makasih buat yang udah mampir! Sekali lagi mau ngingetin, pokoknya jangan nunggu-nunggu ff di sini publish. Dateng kalo sempet aja, ga janji bakal update cepet. Anggap aja nostalgia sama FF jaman duluu, okaayy!

Jangan lupa terapkan prokes! Yang belom vaksin, ayo cepetannn! Sampai jumpa lagi di next part^^

33 thoughts on “FF: Stand By You Part 15 (Hati yang Hancur)

  1. 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭nangis Bombay akuuuu . Asli sedih banget jadi hyuwon. Knpa keluarganya pada jahat banget sama dia. Seakan hyuwon tuh cuman backup-an doangan. GK berharga sama sekali…

    Kyu knpa tega banget ngomong bgt. Padahal dia ngeliat hyuwon abis nangis. Tapi knpa ngomongnya bgtu….

    Asli hyunji Dajjal bgt.

    Aaaaaaaaa tanggung jawab pokoknyaaaaaaa part selanjutnya 😭😭😭😭🌼😭

  2. Emang hyun won seharusnya pergi menjauh sich dari dulu dekat kyuhyun ya tersiksa dekat keluarganya juga lebih tersiksa yang ada dia bertahan malah depresi nanti banyak tekanan

  3. Part yang paling nyesekkkk😭😭😭 emang dulu berharap hyuwon pergi dari Kyuhyun tapiiii tetep aja rasanya sakit bangett. … Berharap Kyuhyun gak gampang nemuin hyuwon biar dia tau rasa. Nanti pertemukan lagi kalau anaknya udah besar biar nyesel si kyuhyun. Enak banget dia nuduh hyuwon kayak gitu dasar plin-plan. Klau hyunji udah gak bisa komen lagi emang dasarnya iblis betina😡😡

  4. “Nostalgia ff jaman dulu” Bener banget ka, hiburan bgt baca ff begini di wordpress setelah capek sma kerjaan. Berasa balik lagi ke masa SMA yg bisa puas baca ff tanpa keruwetan RL

  5. Nangis parah😭😭😭…
    Ibunya Hyuwon Astaghfirullah… Si hyunji juga makin Astaghfirullah dahh…
    Gak Punya hati tu semuanya pengen aku tonjok sama injek” tu semua jadiin perkedel enak kali tu… Huuhhh bikin esmosi aja tiap part kalo ada hyunji sama ibu’x 😬 😬 pengen gigit dehhh… Semoga Kyuhyun cepet nemuin Hyuwon.x kasian baby.x👶… ditunggu kak nest part.x hoho…

    • Ya ampun ini komenan apa lomba masak wkwk, bikin perkedel segala. Tarik napas, embuskan! Jangan emosiaaann cuma ff. Btw makasih udah mampirrr!!! Seperti biasa ff ini gabole ditungguin bgt takutnya harkos, dateng ke blog klo lagi senggang aja haha

      • Kak kangen pengen lanjutannya…. 😭😭😍
        Katanya kesini kalo senggang aja, Tapi masalahnya aku senggang terus…🤣🤣

      • Tolong kita tuker posisi sebentar boleehhh? Aduh mohon maaf lahir dan batin dulu, aku pasti lanjutin. Aku lagi nyusun skripsi jadi kisah cinta mereka rada terbengkalai. Tapi pasti segera setelah santai (doain) pasti dilanjut. Coba baca novel lain dulu sama jangan ke sini dulu 🙏🤣🤗🥰❤❤❤

  6. Nyesel ga tuh si Kyu istrinya pergi
    Hyun ji emang ga sadar diri aja udah tau dari dulu Kyu suka nya sama Hyun won ehhh masih aja kaya gitu

Leave a comment