FF: Punishment


Warning : Don’t Copas Without My Permission. Tuhan melihatnya.

Maafin kalo ceritanya pasaran, aku suka yang pasar-pasar soalnya wkwkw. Ini pernah di publish ke salah satu Author. Happy Reading all.

Punishment Blog

 

Author (Owner) : gluu

Genre : Romance, Angst, Comedy, Married Life

Rating : PG 17

Length : Oneshot

Cast :

–       Choi Si Won of Super Junior

–       Han Jaeyoung

–       Cho Kyu Hyun of Super Junior

–       Park Sung Rin

–       Yoon Chunsee

 

“Saat sebuah kesalahan tercipta maka hukuman adalah sebuah penebusan.”

 

****

Choi Corporation,

Seoul, South Korea

08.00 AM

“Kau menjebak keluargaku Choi Si Won!” ucap seorang gadis dengan wajah garangnya pada seorang pria di hadapannya. Yang diteriaki hanya melempar senyum seolah teriakan gadis itu adalah sebuah nyanyian merdu. Tangannya bahkan sibuk memainkan bolpoin pada meja kerjanya.

“Benarkah? Bagaimana kalau ini adalah sebuah takdir yang diatur Tuhan? Kurasa Tuhan begitu adil padaku, mungkin ia membiarkanku menghukumu untuk apa yang sudah kau lakukan padaku di masa lalu…” ucap pria itu menggantung, “Kita bertemu kembali nona Han,” sambungnya kemudian.

“Semuanya sudah berlalu Tuan Choi, kau masih mengingatnya?” ucap gadis itu lalu menarik nafasnya tanda ia begitu frustrasi. Pria itu menatap gadis di hadapannya dengan tajam, “Bagaimana bisa aku melupakan kejadian itu? Seorang gadis kecil dengan hebatnya bisa menghianatiku dengan pria lain, dan bodohnya aku mencintai gadis itu,” balas Si Won dengan sedikit kekehan. Ucapan pria itu bak petir di siang bolong. Seketika itu juga gadis itu merasa ada yang berbeda dengan perasaanya saat mendengar perihal perasaan pria itu. Pria itu bahkan mencintai dirinya tapi dengan bodohnya ia meninggalkan pria itu. Stop, sekarang bukan waktunya menyesali apa yang sudah beralalu.

Gadis itu menarik nafasnya lalu mulai bicara, “Baiklah, aku minta maaf karena di masa lalu aku berselingkuh dan meninggalkanmu, tapi kumohon jangan menghukumku seperti ini, jangan menjebak keluargaku seperti ini,” ucap gadis itu mulai lelah.

Pria itu mengangkat kepalanya dan menatap gadis itu dengan gelengan kepala, “Hei hei, siapa yang kau tuduh menjebak di sini? Perusahaan appamu memang terlibat hutang besar dengan perusahaanku. Sudah ku katakan ini takdir, jangan salahkan aku bila ada kebetulan seperti ini nona Han,” ucap pria itu lagi masih dengan senyuman. Tak ada sedikitpun rasa tersinggung di hatinya.

“Lalu kenapa kita harus menikah? Aku bisa bekerja dan melunasi semua hutang perusahaanku pada keluargamu,” ucap gadis itu. Pria di hadapannya hanya tersenyum mengejek seolah gadis itu baru saja mengeluarkan sebuah lelucon.

“Tubuhmu sekuat apa sampai berpikir bisa membayar hutang besar appamu? Bahkan dengan menjual Han Corporation semuanya tak akan cukup nona Han,” ucap pria itu dengan seringai.

“Lalu kenapa aku harus menikah denganmu?” tanya gadis itu.

“Alasannya mudah Han Jaeyoung, pertama perusahaan appamu akan bergabung dengan perasaan appaku secara tidak langsung perusahaanmu jatuh ke tanganku, kedua umurku sudah sangat tidak muda lagi, appaku mendesakku untuk menikah,” ucap pria itu masih dengan senyum di bibirnya.

“Lalu hubungannya denganku?”

“Aku tak mengenal gadis manapun karena terlalu larut dengan urusan perusahaan. Ketika mengetahui kau anak dari Han Corporation, aku berpikir sebaiknya kau saja yang menjadi pendampingku. Aku sangat mengenalmu, jadi untuk apa aku mencari gadis lain?” ucap pria itu dengan enteng.

“Kau begitu licik, sudah mendapatkan perusahaan appaku sekarang kau juga menjeratku?” ucap gadis itu dengan emosi mulai meningkat.

“Terserah kau mau bilang aku licik atau apapun aku tak akan menyangkalnya. Lagipula kalau kau menikah denganku, appa dan eommamu akan sangat berterima kasih padamu karena perusahaanku mungkin bersedia meringankan sedikit hutang Han Corporation karena putrinya menjadi menantu keluarga Choi,” ucap pria itu lalu mulai besandar pada kursi kerjanya.

“Aku bukan barang Choi Si Won!!” ucap gadis itu lalu mendorong kursinya ke belakang bersiap akan pergi. Gadis itu hampir menangis, ini seperti memaksamu untuk menjalani hidup yang tak kau inginkan. Pria itu menegakan badannya saat melihat raut wajah gadis yang kini tengan berargumen dengannya itu. Ada semacam rasa bersalah saat melihat raut wajah gadis itu.

“Kalau begitu kau bisa mencari gadis lain untuk kau nikahi, aku pergi!” ucap gadis itu lalu membalikan badannya dan berjalan menuju pintu.

“Han Jaeyoung-ssi, bagaimana bila gadis yang ku inginkan adalah dirimu?” ucap pria itu dengan penekanan berharap gadis itu mau menghentikan langkahnya. Benar saja, dengan ragu gadis itu membalikan badannya. Nada pria itu tidak seperti sedang membuat sebuah lelucon. Nada itu seperti nada seseorang yang begitu lelah karena sebuah penantian.

“Kau tak bisa menjadikan pernikahan ini sebagai lelucon Choi Si Won. Aku tahu alasan kau memilihku adalah untuk membalasku di masa lalu. Berhenti bermain dengan semua ini, kau bisa melakukan apapun asalkan jangan menghukumku seperti ini,” ucap gadis itu dengan ragu, ia sedikit terpengaruh dengan ucapan pria itu yang mengatakan menginkan dirinya. Ada sedikit rasa percaya saat mendengar pria itu berkata seperti itu tapi lagi-lagi emosi dan ketakutannya lebih mendominasi dirinya. Ia takut bahwa pria itu memang berniat membalas dendam atas apa yang pernah ia lakukan dulu.

Si Won menarik nafasnya, “Siapa yang membuat ini menjadi lelucon? Bagiku ini adalah sebuah pernikahan yang sesungguhnya, terserah kalau kau menganggap ini adalah sebuah lelucon, tapi bagiku ini adalah pernikahan yang akan kujalani sekali seumur hidup,” balas pria itu datar. Gadis itu lagi-lagi terperangah dengan ucapan pria itu. Bagaiman bisa ia bicara seperti itu? Bukankah kalimat seperti itu adalah kalimat yang seharunya ia lontarkan untuk gadis yang ia cintai? Pernikahan sekali seumur hidup? Itu artinya pria itu menyerahkan seluruh hidupnya untuk gadis yang akan dinikahinya nanti? Pikirannya menganai keinginan pria itu menikahinya dengan maksud membalas dendam seketika itu menghilang, tapi ia juga tak tahu pasti apa alasan pria itu ingin menikahinya.

Gadis itu masih berdiri mematung mencerna semua perkataan dari bibir pria itu. Sementara itu, pria itu hanya tersenyum sekilas seolah berhasil menghasut pikiran lawan bicaranya. Tapi semua yang ia katakan adalah kebenaran. Bahkan hingga detik ini, pria itu masih menyimpan rapih perasaan tulusnya hanya untuk gadis itu.

“Besok malam pertemuan keluarga, pikirkan baik-baik. Kau tak hanya menyelamatkan keluargamu tapi kau juga menyelamatkan banyak orang yang bekerja pada perusahaan appamu,” ucap pria itu dengan tegas seolah yakin gadis di hadapannya tak akan bisa menolak lagi.

****

Han Corporation,

Seoul, South Korea

01.00 PM

Jaeyoung berjalan menuju parkiran dengan langkah lemah, pertemuan minggu lalu dengan keluarga Choi membuatnya sedikit tak bersemangat. Pertemuan yang semula ia rancang untuk dikacaukan sekarang berbalik menjadi sesuatu yang ia patuhi. Ia bahkan tak bisa menolak saat keluarga Choi dan keluarganya menentukan tanggal pernikahan mereka. Semua karena tatapan tajam Si Won yang selalu berhasil membuatnya terintimidasi belum lagi permohonan kedua orang tuanya yang memintanya menyetujui pernikahan itu. Ia tak sanggup melihat wajah sedih kedua orang tuanya. Belum lagi Choi Si Won dengan kurang ajarnya mengancam gadis itu dengan prosedur hukum yang akan menimpa appanya. Walaupun sebenarnya ia tahu mantan kekasihnya itu tak akan tega menjebloskan appanya ke jeruji besi.

Jaeyoung bingung apakah siap bila harus menikah dengan Choi Si Won? Mengingat tiga tahun lamanya mereka tak bertemu, bisa saja kepribadian pria itu berubah menjadi buruk. Biar bagaimanapun ia tak bisa membiarkan dirinya menikahi orang yang belum ia kenal “kepribadiannya”. Jaeyoung sendiri bingung dengan sisi terdalam hatinya, ia seolah tak memiliki alasan yang kuat untuk menolak perjodohan itu. Seolah hidupnya sudah berada pada jalan yang benar bila menikah dengan pria itu. Ia mulai sedikit bisa mempercayai pria itu.

“Choi Si Won kau membuatku frustrasi..”

Baru saja Jaeyoung akan kembali melanjutkan langkahnya, sebuah Ferrari Scuderia Spider berhenti tepat di sampingnya, Jaeyoung menolehkan kepalanya dan mendapati Si Won yang mengemudikan mobil tersebut. Jantungnya tiba-tiba memompa darah dengan cepat, sedikit rasa senang menyergapi hatinya. Hampir satu minggu mereka tak bertemu, ia pasti sudah gila bila merindukan pria itu. Tapi untuk apa pria itu datang kemari?

“Si Won-ssi?” ucapnya bingung.

“Cepat naik,” perintah Si Won datar.

“Wae?” tanya gadis itu.

Si Won menurunkan kacamatanya sedikit agar gadis itu bisa melihat sorot matanya, berusaha membuat gadis itu sadar bahwa penolakannya membuat pria itu kesal. “Cepat naik atau aku turun dan menyeretmu dengan paksa!” ucap Si Won pelan sedikit mengancam lalu kembali menaikan kaca matanya.

“Ne!!”

****

PATRICK BRIDAL

01.45 PM

Jaeyoung keluar dari butik dengan wajah murung mengikuti Si Won dari belakang, ia terus menatap punggung dan tangan pria itu yang tengah menjinjing tas besar berisi baju pengantin mereka. Keduanya seperti melakukan perang dingin. Bahkan tanpa mau repot-repot melihat seperti apa baju pengantin yang dipesan Nyonya Choi, mereka langsung setuju dengan pesanan nyonya Choi.

Keduanya baru saja akan melangkah saat tiba-tiba seseorang memanggil Jaeyoung dari arah pintu masuk sehingga langkah keduanya terhenti, “JAEYOUNG-AH!!!”

Jaeyoung dan Si Won mengakat kepala dan menatap ke arah munculnya suara, sedetik kemudian tubuh Jaeyoung menegang. Berbeda dengan Jaeyoung yang menegang, Si Won justru tersenyum misterius menatap siapa yang memanggil calon istrinya itu.

“Kyu Hyun oppa?” ucap Jaeyoung terkejut.

Dengan cepat Kyu Hyun menarik tubuh Jaeyoung dan memeluk Jaeyoung, Jaeyoung bahkan tak sempat membaca gerak-gerik pria itu. Tubuh Jaeyoung menegang seketika. Sementara itu, Si Won mulai terbakar emosi. Mata Si Won terbelalak lebar melihat sikap terang-terangan pria di hadapannya itu. Sebenarnya ia tak akan semarah itu. Melihat dari cara pria itu memeluk Jaeyoung, pelukan itu lebih terlihat seperti pelukan oppa dan dongsaeng. Tapi mengingat pria itu adalah pria yang menjadi alasan gadis itu pernah menghianatinya membuatnya sedikit emosi.

“Ehmm,”

“Ah Choi Si Won-ssi lama kita tak bertemu,” ucap Kyu Hyun ramah seolah menganggap kejadian tiga tahun lalu saat ia dan Jaeyoung melakukan penghianatan adalah hal kecil.

Si Won membalas sikap ramah-tamah Kyu Hyun, dengan cepat Si Won menarik pinggang Jaeyoung hingga membuat tubuh gadis itu menempel pada tubuhnya. Kyu Hyun yang melihat itu bisa merasakan aura yang coba diberikan Si Won. Pria itu seolah memberitahu bahwa Jaeyoung adalah gadisnya.

Jaeyoung terkejut dengan gerakan Si Won, dengan gugup Jaeyoung mencoba mencairkan suasana. “Oppa kau sedang apa di sini?” tanya Jaeyoung.

“Aku mau mengambil baju pesanan eomma, kau sendiri?” tanya Kyu Hyun.

Jaeyoung baru saja akan menjawab pertanyaan Kyu Hyun namun Si Won dengan cepat mendahuluinya, “Kami sedang mengambil pesanan baju pengantin kami, dalam waktu dekat ini kami akan menikah,” jawab Si Won dengan wajah senang seolah menikmati status baru yang akan ia sandang nanti dengan Jaeyoung. Kyu Hyun terbelalak mendengar pernyataan pria itu, ia melempar tatapannya pada Jaeyoung seolah menanyakan perihal kebenaran dari perkataan pria itu. Jaeyoung hanya mengangguk ragu. Kyu Hyun lalu tersenyum setelah melihat anggukan Jaeyoung.

“Ah, selamat untuk pernikahan kalian. Tuhan menakdirkan kalian berjodoh,” ucap Kyu Hyun tersenyum tulus.

“Terima Kasih untuk ucapannya Kyu Hyun-ssi,” balas Si Won.

Kyu Hyun menatap jam tangannya lalu menatap Jaeyoung dengan sesal, ia masih ingin berbincang dengan Jaeyoung tapi sepertinya ia harus mengambil pesanan eommanya dengan cepat.

“Baiklah, aku harus bergegas. Senang bisa bertemu denganmu Si Won-ssi,” ucap Kyu Hyun.

Si Won hanya tersenyum membalas Kyu Hyun. Setelah Kyu Hyun membalikan badannya, Jaeyoung dengan cepat melepas tangan Si Won yang masih bertengger pada pinggangnya. Si Won sedikit terkejut lalu kembali bersikap normal.

“Apa yang kau lakukan? Belum menikah saja kau bahkan sudah menyentuhku seperti ini?” kesal Jaeyoung.

“Sudahlah itu hanya pelukan, tak usah berlebihan. Aku bahkan berniat menidurimu sebelum kita menikah Jaeyoung-ssi,” ucap Si Won asal. Jaeyoung hanya menatap Si Won dengan dengusan sebalnya.

****

At Myeongdong

01.00 PM

Tuhan memang pandai mengatur pertemuan seseorang. Baru beberapa hari keduanya bertemu di sebuah butik, hari ini keduanya kembali dipertemukan dalam sebuah proyek besar yang mempersatukan perusahaan mereka.

Si Won dan Kyu Hyun kini berada pada satu meja makan yang sama pada sebuah restaurant, Kyu Hyun adalah partner bisnis Si Won. Sebuah kebetulan yang mencengangkan, melihat keduanya memiliki hubungan yang tak baik sejak masih di bangku perkuliahan dulu. Kyu Hyun bahkan merupakan sahabat Si Won tapi karena penghiantan yang diciptakannya dan Jaeyoung, hubungan keduanya menjadi sangat buruk. Tapi sekarang keduanya harus menjadi dua orang yang saling bekerja sama demi kelancaran proyek mereka.

“Jadi benar mengenai pernikahan kalian?” tanya Kyu Hyun sambil menyesap teh hijau di hadapannya.

Si Won tersenyum menanggapi pertanyaan Kyu Hyun, urusan kantor dan proyek untuk taman bermain telah selesai dibicarakan. Mungkin sedikit bernostalgia dengan masa lalu dan mengobrol dengan mantan sahabatnya itu membuatnya bisa melupakan penatnya lingkungan perusahaan.

“Ne, minggu depan kami akan menikah,” balas Si Won.

“Sungguh mengejutkan, kupikir kalian tak akan bisa bersama lagi,” balas Kyu Hyun dengan seringai khasnya.

“Tuhan memang sudah mengatur semuanya kurasa, pada akhirnya Jaeyoung hanya akan menjadi milikku,” balas Si Won penuh dengan peringatan seolah mengatakan pada Kyu Hyun agar tak mendekati gadisnya lagi.

“Ini takdir atau kau yang sengaja mengatur semuanya Si Won-ssi? Kulihat gadis itu sepertinya tak menyukai pernikahan kalian,” balas Kyu Hyun lagi, kali ini nada pria itu terdengar sedikit meragukan pernyataan Si Won tadi.

“Benar, ia menolak mentah-mentah pernikahan ini. Pernikahan kami terjadi karena perjodohan, kau tahu hidup yang harus kita jalani. Mungkin kalau bukan ia gadisnya aku akan menolak mentah-mentah semuanya,” balas Si Won lalu menyesap cappucino di depannya.

Kyu Hyun tertawa kecil, ia sedikit khawatir dengan kebahagiaan Jaeyoung nantinya. Bagaimana bisa pria itu memaksa gadis yang sudah ia anggap seperti dongsaengnya sendiri menjalani pernikahan seperti ini? “Bagaimana bisa kau membiarkan ia menjalani pernikahan yang tak ia inginkan?” tanya Kyu Hyun.

“Kau pikir aku peduli? Mungkin ini hukuman yang pantas ia dapatkan, hidup bersamaku. Ia memang tak menginkan pernikahan ini sekarang, tapi aku bisa membuatnya tak menyesal karena menikah denganku nantinya,” balas Si Won dengan tegas. Mata pria itu berkilat memancarkan emosi yang tak pernah Kyu Hyun liat sebelumnya, ini emosi yang berbeda dengan dulu saat Si Won mengetahui ia dan Jaeyoung mengkhianati pria itu. Emosi ini seperti sebuah cinta yang begitu besar.

“Aku tahu kau bukan pria pendendam, kau tak akan menyiksa perasaan gadis itu,” balas Kyu Hyun mencoba memahami perkataan Si Won.

“Tenanglah, mantan kekasihmu akan hidup bahagia denganku. Aku jamin itu. Pernikahan ini adalah sesuatu yang kunantikan sejak dulu, aku tak mungkin bermain-main dengan hidupku hanya karena rasa dendamku di masa lalu,” balas Si Won dengan seringai. Ia tahu Kyu Hyun begitu menghawatirkan kebahagiaan gadisnya.

Kyu Hyun menganggukan kepalanya, sekarang perasaan pria itu sedikit lega. Jaeyoung tak harus menanggung kasalahan yang pernah mereka buat dulu. Awalnya ia khawatir dengan pernikahan ini, tapi sekarang ia yakin bahwa Choi Si Won adalah pria yang bertanggung jawab dengan ucapannya.

“Kalau sampai ia tersiksa dengan hidupnya, kau adalah orang pertama yang akan kucari.”

“Bukan urusanmu,” ucap Si Won sinis. Si Won tak suka mendengar pernyataan pria itu, siapa dirinya sehingga harus menghawatirkan kebahagiaan calon istrinya itu? Hanya dirinya yang pantas mengendalikan kebahagiaan gadis itu.

****

A Night,

Jaeyoung Room’s

09.00 PM

Jaeyoung berbaring dengan gelisah, besok adalah hari pernikahannya dengan Si Won. Ia masih penasaran apa tujuan pria itu menikahinya sebenarnya. Ia menatap jarum jam yang terus berputar, semakin malam ia semakin gelisah.

“Seandainya kami menikah dan ia hanya menjadikannya sebagai alasan agar ia bisa balas dendam padaku bagaimana? Apakah ia mencintaiku?” ucap Jaeyoung pada dirinya sendiri.

“Si Won oppa pasti sangat membenciku karena kejadian dulu..” ucap Jaeyoung lalu mengacak rambutnya. Mengapa ia tak punya kuasa untuk menolak? Mengapa ia merasa seolah dirinya memang harus menikah dengan pria itu?

Jaeyoung menutup matanya berharap ia bisa melupakan semua kegelisahannya. Ia bahkan merasa begitu gugup dengan hari esok. Bagaimana rupa namja yang akan menjadi pendamping hidupnya itu? Apakah namja itu akan mencintainya seperti dulu?

****

Yoido Full Gospel Church,

Seoul, South Korea

07.00 AM

 

Tuxedo hitam dengan kemeja putih di dalamnya membuat Si Won terlihat begitu mengagumkan. Tubuh pria itu memang terlihat begitu gagah tapi siapa sangka tangan pria itu tak bisa diam di dalam saku celananya. Ia terus menunjukan deretan giginya dan tersenyum menatap wajah kedua orang tuanya dengan bangga, pernikahan ini terlalu membuat kedua orang tuanya senang. Matanya menangkap pria yang minggu lalu bertemu dengannya saat mengambil baju pengantin. Tak ada tatapan benci dan tersiksa sedikit pun. Pria itu justru terlihat seperti orang paling bahagia di dunia.

Si Won menolehkan kepalanya saat tiba-tiba seberkas sinar terang memenuhi ruangan Gereja. Pintu besar itu terbuka dan menampakan seorang gadis yang berjalan beriringan dengan pria tua yang menjadi pendamping terakhirnya sebelum nantinya menyerahkan hidup gadis itu pada calon suaminya. Si Won terus mengumpat dalam hati, gadis itu benar-benar cantik dalam balutan gaun pengantin yang mereka ambil beberapa minggu lalu. Ia tak menyangka gadis itu terlihat seratus kali lebih cantik dari biasanya.

Terlalu mengangumi kecantikan Jaeyoung membuatnya tak sadar gadis itu sudah berada di hadapannya. Pria tua di samping Jaeyoung tersenyum pada Si Won. Jaeyoung terus menunduk, gadis itu tak ada bedanya dengan Si Won. Jantungnya bahkan sudah tak bisa berdetak normal sejak masih di ruang rias pengantin.

Si Won menatap Jaeyoung mencoba meyakinkan gadis itu dengan janji yang akan ia tawarkan nantinya, janji kebahagiaan. Mata keduanya saling bertabrakan. Si Won tersenyum lembut, tak ada ejekan dan seringai khasnya.

“Selamat datang Youngie..”

****

Si Won & Jaeyoung Home,

Seoul, South Korea

09.00 PM

Si Won menatap pintu kamar mandi yang terbuka dengan pelan, seketika itu juga nafas pria itu memburu tak menentu. Gadis itu hanya menggunakan kimono mandi. Si Won menegakan tubuhnya dan membetulkan posisi duduknya, pikirannya sedikit tak singkron melihat Jaeyoung yang baru keluar dengan rambut basahnya, belum lagi aroma shampo gadis itu benar-benar memabukan.

Jaeyoung berjalan gugup menuju lemari yang terletak di samping ranjang tempat Si Won berbaring, ia mengutuk dirinya yang dengan bodohnya lupa membawa baju ganti. Kini ia hanya bisa waspada pada Si Won. Ia terus melirik ke arah Si Won mengantisipasi pergerakan pria itu. Biar bagaimana pun ini kali pertamanya berada satu kamar dengan pria dewasa.

“Kau terus melirikku? Kau pikir kau akan menerkammu?” sindir Si Won. Si Won menyadari sikap gelisah istrinya itu.

Jaeyoung menarik nafasnya lega, perkataan pria itu sedikit membuatnya tenang. “Tubuhmu tak menggoda,” ucap Si Won berusaha mencairkan suasana, ia membohongi dirinya sendiri. Faktanya gadis itu mampu menggoda imannya. Jaeyoung yang baru merasa lega sekarang berbalik menjadi kesal.

“Kau benar, aku memang harus waspada. Kyu Hyun oppa bilang semua pria sama, kalian adalah serigala!” ucap Jaeyoung kasal lalu berjalan menuju kamar mandi dengan baju tidur di tangannya.

“Ya, kau memang harus waspada. Mungkin saja bulan depan kau sudah mengandung anakku!!!” kesal Si Won saat gadis itu menyerukan nama mantan kekasihnya.

****

Incheon airport

09.00 AM

Jaeyoung hanya memasang tampang bosan, ia sekarang terlihat seperti orang ketiga yang ada diantara dua orang kekasih yang tengah berbincang ramah. Pagi ini seharunya Jaeyoung bekerja, tapi karena mendapat jatah liburan pernikahan ia tak punya acara yang penting. Choi Si Won dengan sifat pemaksanya meminta Jaeyoung menemaninya menemui temannya yang baru saja tiba dari California. Dan sekarang mereka bertiga duduk dan menikmati sarapan pagi pada salah satu Kafe di bandara Incheon.

“Tinggal lama di California membuatmu berubah Sung Rin-ya. Kau terlihat sangat dewasa sekarang,” puji Si Won. Sung Rin adalah teman Si Won saat di Inha university dulu. Gadis itu pindah saat kelulusan mereka mengikuti kedua orang tuanya. Sung Rin hanya tersenyum menanggapi pujian sahabatnya itu.

“Kau Jaeyoung, kan?” tanya Sung Rin ramah, Jaeyoung tersentak dari lamunannya dan membalas Sung Rin.

“Ne, eonnie” balas Jaeyoung ramah.

“Bukankah dulu kalian putus? Kenapa kalian bisa menikah seperti ini? Choi Si Won kau benar-benar hebat bisa membuatnya menjadi milikmu lagi,” ucap Sung Rin menggoda Si Won.

“Ia yang datang padaku Sung Rin-ya,” balas Si Won dengan percaya diri lalu melirik sekilas pada Jaeyoung. Kalau saja tak ada Sung Rin mungkin Jaeyoung sudah memukul pria itu.

“Ya! Kau sekarang sedikit lebih manusiawi Si Won-ah,” ucap Sung Rin lalu memotong strawberry cake di depannya.

“Maksudmu?” tanya Jaeyoung bingung. Gadis itu tak sadar dengan apa yang ia ucapkan, pertanyaan dalam otaknya meluncur begitu saja.

“Jaeyoung-ssi, dulu Si Won bahkan tak pernah bisa melontarkan lelucon di hadapan orang lain selain diriku. Kau hebat bisa membuatnya menjadi sedikit manusiawi,” balas Sung Rin dengan senyum manisnya. Jaeyoung hanya mengangguk, apa maksud gadis itu berkata seperti itu? Gadis itu seolah ingin mengatakan bahwa Si Won hanya akan terlihat manusiawi saat bersamanya. Jaeyoung yang semula bisa mengatasi kekesalannya terhadap dua orang di hadapannya itu kini berubah menjadi sangat kesal. Ia sendiri bingung mengapa ia harus sekesal itu? Apalagi setelah mendengar ucapan gadis itu tadi.

Jaeyoung dengan kesal mulai angkat bicara, “Benar, ia bahkan sangat membosankan dulu.”

Si Won yang mendengar nada gadis itu berbicara sedikit terperangah, ia menyeringai lalu menyesap cappuinonya. Gadis itu cemburu.

“Kau cemburu?” ucap Si Won pada Jaeyoung dengan mengejek.

“Aku tak boleh cemburu pada suamiku sendiri?” ucap Jaeyoung balik mengejek. Si Won lagi-lagi hanya terperangah, gadis itu benar-benar membuatnya sedikit terhibur pagi ini. Sung Rin menatap dua orang di hadapannya dengan senyum kecut.

****

Si Won & Jaeyoung Home,

Seoul, South Korea

11.00 PM

Jaeyoung berbaring dengan gelisah sendirian di kamar besarnya. Berulang kali gadis itu menatap jam dinding bulat di kamar yang ia tempati bersama suaminya itu. Jatah liburan pernikahan mereka telah usai. Satu minggu yang lalu keduanya memulai aktivitas di perusahaan kembali. Si Won sedikit memberi peraturan pada Jaeyoung, gadis itu hanya boleh pulang dan pergi ke kantor dengannya.

Pria itu sedikit aneh tiga hari belakangan ini, ia lebih sering pulang malam dan tak pernah menjemput Jaeyoung lagi. Ia selalu meminta Jaeyoung untuk tak pulang duluan tapi kenyataannya pria itu bahkan tak menjemputnya, membuat gadis itu selalu berakhir dengan taksi. Walaupun pria itu akan meminta maaf setelahnya, tetap saja membuat  Jaeyoung kesal. Jaeyoung yang sebelumnya berpikir menjual mobilnya kini menarik kembali pemikirannya itu.

“Aishhh kemana dia? Hampir setiap malam selalu seperti ini,” dengus Jaeyoung sebal. Pria itu tak mengatakan apa pekerjaan yang ia lakukan tiga hari belakangan ini. Membuat gadis itu semakin kesal.

Jaeyoung baru saja akan menutup matanya dan melupakan kekesalannya saat tiba-tiba pintu kamar terbuka dan menampakan sosok yang sejak tadi membuatnya gelisah.

Ceklek

“Si Won oppa?” ucap Jaeyoung terkejut sekaligus senang. Gadis itu terlalu bahagia hingga tak sadar ekspresi dan kalimat apa yang ia tunjukan pada suaminya itu, Si Won sedikit tertawa mengejek. Pria itu tahu istrinya yang kekanak-kanakan itu terlalu menjaga gengsinya hanya untuk menunjukan kerinduannya pada suaminya. Belum lagi gadis itu memanggilnya dengan sebutan oppa, sejujurnya ia begitu merindukan panggilan itu dari Jaeyoung.

“Kau belum tidur Youngie? Kau menungguku?” ucap Si Won dengan nada mengejek menyerukan nama panggilan gadis itu saat keduanya masih kuliah dan menjalin hubungan dulu. Jaeyoung mendengus kesal. Ia baru saja akan membalas tapi sedetik kemudian ia mengernyitkan dahinya dan menyipitkan matanya lalu menatap Si Won dengan selidik. Tak seperti biasanya pakaian pria itu terlihat berantakan seperti itu. Pria itu terkenal dengan sifatnya yang menjunjung tinggi kerapihan. Tapi lihat, malam ini dasi pria itu bahkan tak melekat pada kerah bajunya. Dan kemeja pria itu sedikit keluar dari celana hitam panjangnya.

“Oppa..” gadis itu tanpa sadar memanggil pria di hadapannya itu dengan lirih. Ia bahkan tak tahu apa alasan ia memanggil pria itu.

“Hmm?”

“Kau kemana saja? Hampir setiap malam kau pulang terlambat,” Jaeyoung menahan nafasnya setelah mengatakan kalimat seperti itu. Ia sedikit merasa lega setelah  mengatakan apa yang ada dalam benaknya sejak tadi. Pria itu sedikit terkejut dengan pertanyaan gadis itu. Apakah gadis itu mulai kesepian tanpa dirinya?

“Aku bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupku dan istriku, apalagi?” balas Si Won dengan senyum manisnya. Jaeyoung sedikit terhenyak mendengar jawaban pria itu dan lagi senyum pria itu sedikit membuat jantung Jaeyoung berdetak tak tentu.

Ia menggaruk kepalanya ragu, “Apakah kau mau kusiapkan air panas? Kau sudah makan?” detik berikut setelah mengatakan kalimat seperti itu, Jaeyoung merasa seluruh permukaan wajahnya mengeras tiba-tiba. Pria itu pasti berpikir yang tidak-tidak sekarang. Si Won lagi-lagi terperangah, tapi tubuhnya yang lelah membuatnya menahan diri untuk mengejek tingkah istrinya itu.

“Aku..” Si Won baru saja akan mulai bicara saat tiba-tiba ponselnya berdering, ia segera merogoh ponselnya. Jaeyoung mengikuti pergerakan tangan Si Won. Ia penasaran siapa malam-malam begini menelpon suaminya.

“Ah Sung Rin-ya,” ucap Si Won lalu melirik Jaeyoung. Jaeyoung lalu membuang tatapannya.

Si Won berjalan menuju sofa yang terletak di sudut kamarnya dan mulai duduk di sana, sesekali Jaeyoung mencuri pandang mengawasi pergerakan pria itu. Wajah pria itu terlalu bahagia hanya dengan mendapat telepon dari sahabatnya itu.

“Aku sudah tiba di rumah sejak tadi, tenanglah apartementmu dan rumahku tak begitu jauh..” ucap Si Won.

Jaeyoung mengernyitkan dahinya, apartement? Apa yang mereka bicarakan sebenarnya? Mengapa sekarang pria itu terlihat seperti kekasih gadis diseberang telepon sana. Sial, gadis itu hanya bisa mengumpat. Ia tahu bahwa sekarang ia begitu cemburu.

Jaeyoung muak sekarang, dengan cepat ia menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Berharap ia tak mendengar percakan pria itu. Pria itu kembali menjadi dirinya yang dulu lagi, sosok pria  yang lebih menumpahkan perhatiannya pada sahabatnya itu. Si Won bila sudah bersama Sung Rin bisa melupakan segalanya. Hatinya kembali merasa sakit seperti dulu.

****

Si Won & Jaeyoung Home,

Seoul, South Korea

06.00 AM

Jaeyoung tengah mengoleskan roti gandum dengan selai cokelat kesukaannya. Pikiran gadis itu masih berkutat pada pembicaraan suaminya semalam di ponsel dengan sahabat tercintanya itu. Ia penasaran sebenarnya apa yang dilakukan suaminya selama beberapa hari ini. Mengapa suaminya itu berbicara mengenai apartement dan semuanya yang tak ia pahami. Ia bahkan tak paham dengan perasaan kesal yang melandanya saat ini. Apakah ia cemburu atau hanya kesal karena merasa terabaikan selama beberapa hari ini. Sama saja bukan?

“Apa yang kau pikirkan Youngie? Selainya terlalu tebal,” ucap Si Won yang entah sejak kapan sudah ada di hadapan gadis itu. Jaeyoung mengangkat kepalanya dan menatap Si Won dengan linglung.

“Nde?”

Si Won mengerutkan dahinya, ada apa dengan istrinya itu? Bahkan gadis itu tak menyadari kehadirannya. “Selaimu,” ucap Si Won lagi lalu mulai menarik bangku dan mulai duduk.

Jaeyoung lalu memakan rotinya dengan cepat. Sedetik kemudian ia mengutuk rasa roti yang baru saja masuk ke dalam mulutnya itu. Rasanya terlalu manis. Si Won menyadarinya tapi ia hanya tersenyum mengejek.

Jaeyoung mengangkat kepalanya dan menatap Si Won yang sibuk dengan sarapannya, “Oppa..” ucapnya pelan tapi Si Won bisa mendengarnya.

“Hmm..” balas Si Won lalu mengangkat kepalanya dan menatap Jaeyoung.

“Hari ini aku bawa mobil saja, kalau kau tak bisa men..”

“Aku akan menjemputmu. Jangan pulang sebelum aku menjemputmu,” potong Si Won dengan tegas. Pria itu sedikit merasa bersalah. Ia tahu ia sedikit lalai dari peraturan yang ia buat sendiri. Jaeyoung hanya mengangguk tak mau berkomentar lebih. Ia sedikit tenang dengan nada yang dilontarkan pria itu. Keduanya kembali melanjutkan sarapan mereka.

****

Han Corporation,

Seoul, South Korea

08.00 PM

Jaeyong berulang kali menatap ponselnya, ia berharap suaminya itu menelpon hanya untuk memberi kepastian bahwa ia akan menjemputnya atau tidak. Hampir setengah jam gadis itu berdiri di depan perusahaan tempatnya bekerja. Hari bahkan semakin larut dan suasana mulai sepi.

Tak tahan lagi, kakinya mulai pegal dan tubuhnya mulai kedinginan. Dengan cepat ia meraih ponselnya dan menghubungi pria yang menjadi alasannya masih berdiri seperti orang bodoh.

“Oppa, kau mau menjemputku tidak???” kesal Jaeyoung ketika ponselnya tersambung dengan orang diseberang.

“….”

Jaeyoung baru saja akan berbicara tapi ia mendengar samar-sama suara seorang wanita di samping pria yang tengah bicara dengannya sekarang. Ia tahu suaminya itu pasti sedang bersama dengan Sung Rin. Siapa lagi?

“Sudahlah, aku pulang sendiri saja. Aku lelah…” ucap Jaeyoung cepat lalu mematikan ponselnya tanpa mau mendengar ucapan suaminya itu.

Jaeyoung memasukkan ponselnya ke dalam tas dengan kasar, air mata gadis itu mengalir dengan sendirinya. Ia tak ingin menangis tapi air matanya dengan lancang yang tiba-tiba keluar dengan sendirinya.Perasaan apa ini? Mengapa ia jadi sensitif seperti ini?

“Brengsek kau Choi Si Won!!! Memaksaku menikah denganmu tapi kau bertindak seperti dulu lagi, katakan kalau maksud menikahiku hanya untuk menghukumku karena perbuatanku di masa lalu,” umpat Jaeyoung lalu menyeka air matanya dengan kasar.

Jaeyoung bersiap meninggalkan tempat itu tapi sebuah mobil berhenti tepat di depannya. Dengan pandangan yang sedikit kabur, Jaeyoung mencoba melihat siapa yang mengemudikan Lamborghini Gallardo hitam itu.

“Kyu Hyun oppa?”

“Kau sendirian saja? Mana suamimu?” tanya Kyu Hyun.

“Molla…” balas Jaeyoung datar.

“Naiklah denganku, kebetulan aku lewat dan melihatmu. Kau orang kedua yang mencoba mobil baruku,” ucap Kyu Hyun sombong. Jaeyoung hanya mendengus kesal.

“Sudah malam, aku mau pulang oppa..” balas Jaeyoung menolak.

“Pulang denganku, tapi aku mau mengajakmu bertemu seseorang dulu..” ucap Kyu Hyun misterius.

Dengan sebal Jaeyoung menaiki mobil Kyu Hyun. Ia membuka pintu dan mulai memasuki mobil Kyu Hyun. “Mobil barumu bagus oppa,” puji Jaeyoung.

“Tentu saja, aku akan mengoleksi mobil sebanyak suamimu,” ucap Kyu Hyun dengan kekehan.

“Oppa kau tak akan mampu..” balas Jaeyoung dengan kekehan juga. Ia mulai sadar suaminya itu salah satu orang terkaya di Korea. Ia mulai berpikir untuk mengatur kekayaan pria itu agar sedikit berimbas padanya. Dasar licik. Kekehan lolos dari bibir mungilnya karena pikiran liarnya.

“Kau pasti dapat bagian terbanyak, ia sangat mencintaimu…” seolah tahu dengan apa yang dipikirkan Jaeyoung Kyu Hyun mulai berbicara sembarang.

“Aku tak seperti itu, dan lagipula ucapanmu itu salah. Dia tak mencintaiku sama sekali, ia lebih mencintai Sung Rin-nya itu,” sangkal Jaeyoung.

Kyu Hyun tak menjawab sangkalan Jaeyoung karena mata pria itu tengah beradu dengan seseorang di luar mobil. Choi Si Won menatap Kyu Hyun dengan tajam seolah memberi peringatan pada Kyu Hyun agar tak mendekati istrinya. Kyu Hyun tak menyangka bisa ada kebetulan seperti ini.  Ia menyeringai pada Si Won, sudah lama tak bermain-main dengan mantan sahabatnya itu. Dan juga ia ingin menujukan pada Jaeyoung bahwa suaminya itu hanya mencintai dirinya. Ia yakin pria itu mencintai gadis di sampingnya itu, semua terlihat saat tatapan berkilat yang diberikan Si Won saat mereka bertemu di Patrick Bridal.

“Kau bilang apa? Suamimu tak mencintaimu?” ucap Kyu Hyun lalu mulai menginjak pedal gas.

“Jangan membahas pria sialan itu sekarang. Aku muak, oppa kita langsung pergi saja. Aku sedang malas pulang,” ucap Jaeyoung masih kesal.

“Bagaimana kalau Si Won tahu kau pergi denganku malam ini?” tanya Kyu Hyun memancing.

“Biar saja, ia juga pergi dengan gadis lain.”

“Jadi kau sedang berselingkuh denganku, lagi?” pancing Kyu Hyun dengan kekehan.

“Brengsek kau,”

****

Choi Si Won & Han Jaeyoung Home,

Seoul, South Korea

11.45 PM

Jaeyoung memasuki rumahnya dengan lelah, ia melihat jam tangannya. Ini hampir tengah malam, suaminya pasti belum pulang pikirnya. Pria itu semenjak tiga hari lalu selalu pulang lewat tengah malam jadi ia tak perlu khawatir bila Si Won akan memarahinya karena pulang hampir tengah malam. Lagipula apa peduli pria itu? Ia pulang dengan apa saja pria itu tak peduli bukan?

Jaeyoung baru saja akan melepas high heels-nya namun seseorang mengangetkannya, “Kau baru pulang? Jam berapa sekarang?”

Dengan cepat Jaeyoung mengangkat kepalanya dan mendapati Si Won tengah berdiri dengan tangan yang bersedekap di depan dadanya. Gadis itu terkejut, pria itu sudah pulang?

“Kau sudah pulang?” tanya Jaeyoung lalu berjalan melewati Si Won dan menaiki tangga menuju kamar mereka di lantai dua. “Aku bertanya, dan kau balas bertanya?” ucap Si Won kesal. Ia mengikuti langkah gadis itu menaiki undakan tangga. Langkah mereka semakin mendekati kamar.

“Aku lelah oppa, besok saja tanya-tanyanya,” ucap Jaeyoung lalu membuka pintu kamar mereka. “Apa yang kau lakukan dengan Kyu Hyun sampai lelah begitu?” ucap Si Won dengan sinis. Langkah Jaeyoung terhenti seketika, mata gadis itu membulat lalu detik berikutnya ia melanjutkan langkahnya memasuki kamar mereka.

“Kau menguntitku?” tanya Jaeyoung dengan sinis. “Aku hanya terlambat datang dan kau sudah pergi dengannya? Kau berselingkuh lagi Choi Jaeyoung?” ucap Si Won dengan suara berat kali ini. Nada pria itu terdengar begitu perih, ia takut kejadian tiga tahun lalu kembali terulang.

Jaeyoung membalikan badannya dan memandang Si Won dengan jengah. “Aku tak berselingkuh,”

“Lalu apa namanya malam-malam berada satu apartement dengan seorang pria?” ucap Si Won kemudian. Pria itu menuduhnya lagi. Jaeyoung memutar keras otaknya, pria itu mengikutinya atau membayar orang untuk mengikutinya?

“Aku tak suka kau menuduhku seperti itu, oppa” balas Jaeyoung perih. Tega sekali pria itu menduhnya melakukan tindakan murahan seperti itu.

“Apa saja yang kalian lakukan?” ucap Si Won menyindir Jaeyoung lagi. Seketika itu juga mata Jaeyoung membulat dengan besar. Ia menghembuskan nafasnya dengan lelah. “Kau tak pernah berubah sedikit pun oppa. Kau menyedihkan, sejak awal aku memintamu mencari gadis lain, kan? Sekarang kau tahu aku seperti apa,” balas Jaeyoung enteng tak peduli Si Won begitu emosi.

BRAKKKK

Si Won baru saja membanting pintu kamar mereka dengan keras, pria itu berjalan menuju Jaeyoung dengan emosi. Dengan cepat ia menarik gadis itu lalu mendesak tubuh gadis itu pada sudut kamar mereka. Jaeyoung merasakan tubuhnya ditarik, lalu detik berikutnya yang ia rasakan hanyalah bibir Si Won yang bergerak rakus pada bibirnya. Ciuman pria itu begitu kasar. Bibirnya melumat dan giginya menggigit bibir bawah. “Aku memintamu jangan pulang dan menungguku, tapi kau malah pergi dengannya? Apa maumu?” ucap Si Won dengan emosi disela-sela pagutannya. Jaeyoung tak bisa melakukan apapun, ciuman pria itu begitu meyakitkan baginya.

“Kau jahat! Lepaskan aku Choi Si Won!!” ucap Jaeyoung lalu mendorong tubuh Si Won. Jaeyoung menarik nafas lalu menatap Si Won dengan kebencian, pria itu hanya diam menunggu apa reaksi yang akan dikeluarkan Jaeyoung.

“Bagaimana bisa aku menunggu? Memintaku menunggu sedangkan kau sedang bersama dengan gadismu, kan?” cerca Jaeyoung. Ia mulai bisa mengatur nafasnya yang tadi sempat tersengal-senggal.

“Gadismu? Apa yang kau bicarakan?” Si Won mengernyitkan dahinya.

Jaeyoung mulai menarik nafasnya lagi, memorinya sedikit berputar pada tiga tahun silam saat hubungannya harus kandas dengan pria di hadapannya itu. “Dulu kau begitu lebih memprioritaskan gadismu itu daripada aku kekasihmu. Asal kau tahu hari itu saat aku datang dan membawakan bekal makanan untukmu, kau sedang makan bersama gadis itu. Aku bahkan tak tidur berhari-hari hanya untuk belajar memasak. Dan dengan mudahnya hari itu kau menyuruhku pulang duluan karena kau ada urusan dengannya,” ucap Jaeyoung dengan sinis. Sudah saatnya Si Won tahu apa alasan Jaeyoung memutuskan hubungan mereka. Jaeyoung tak ingin terus-menerus menjadi pihak yang selalu disalahkan atas kandasnya hubungan mereka. Benar ia berselingkuh dengan Kyu Hyun, tapi semua terjadi karena pria di hadapannya itu.

“Aku tak mempermasalahkan semuanya, bahwa kau begitu dekat dengannya. Kalian bersahabat sejak kecil, aku tahu itu. Tapi sikapmu yang lebih mengutamakannya benar-benar membuatku putus asa. Sebenarnya aku ini kekasihmu atau bukan? Aku selalu menyaksikanmu begitu tertawa lepas saat bersama dengannya, tapi saat bersama denganku kau bahkan tak pernah berbicara dengan baik. Hanya sikap dingin yang terus kau tunjukan,” Jaeyoung mengigit bibir bawahnya mencoba tegar. Seharunya ia mengungkapkan semua ini tiga tahun lalu.

“Kyu Hyun oppa selalu datang dan menghiburku, ia selalu bilang kalian hanya sahabat tapi bagiku persahabatan kalian begitu mengerikan, Ia sosok yang begitu bisa membuatku nyaman. Jadi jangan salahkan perasaanku yang begitu nyaman saat bersamanya. Mengakhiri hubungan denganmu adalah keputusan terberat yang pernah kuambil!” ucap Jaeyoung dengan air matanya yang kembali mengalir, ia merasa sakit karena harus mengingat kejadian perih itu lagi. Ia ingat pertengkaran besar saat Si Won mengetahui hubungannya dengan Kyu Hyun.

Si Won meletakan tangannya bertumpu pada dinding, pernyataan gadis itu bak sebuah tamparan pada dirinya. Tubuhnya lemas seketika mendengar penuturan gadis itu. Jadi itu alasannya? Cho Kyu Hyun sahabatnya bahkan mencoba menjaga hubungan keduanya agar tak berakhir. “Aku hancur saat kau memutuskan hubungan kita,” ucap Si Won bergumam.

Jaeyoung memutar bola matanya mencoba menahan air matanya agar tak semakin mengalir. “Aku tahu kau hancur oppa, saat itu aku merasa menjadi wanita yang begitu jahat padamu. Tapi setelah kupikir-pikir kau tak pernah benar-benar mengingkanku dalam hidupmu, jadi untuk apa kita bersama..”

“Kau salah, aku sangat mencintaimu..” ucap Si Won dengan gelengan kepala.

“Benarkah? Saat kau sedang bersamaku, begitu ia menelponmu kau langsung berlari dan meninggalkanku. Dan beberapa hari terakhir ini semua kembali terulang, kau juga memperlakukanku sama seperti dulu. Membiarkanku menunggu seorang diri dengan cemas tanpa kepastian, Semua karena Park Sung Rin, aku membencinya! ” desis Jaeyoung pelan dengan air mata yang mengalir deras.

Si Won memejamkan matanya, ia merasa bodoh sekarang. Ia baru menyadari bahwa semua kesalahan ada padanya bukan pada Jaeyoung. Ia memijit dahinya dengan pelan. Matanya terus menatap Jaeyoung yang kini sesenggukan di hadapannya. Ia bersyukur bahwa tuhan hanya menghukumnya tak melihat Jaeyoung beberapa tahun, bagaimana kalau selamanya? Bagaimana bila gadis itu sudah memiliki orang lain dalam hatinya? Yang pantas mendapatkan hukuman adalah dirinya, bukan Jaeyoung.

Jaeyoung menyeka air matanya dengan kasar lalu berjalan melewati Si Won. Melihat Si Won yang hanya bisa diam membuat Jaeyoung sedikit geram. “Kau mau ke mana Youngie?”

“Kita butuh waktu sendiri,” balas Jaeyoung datar, Si Won mengangkat kepalanya dan berbalik menatap Jaeyoung dengan tatapan memohon. Jaeyoung dulu juga mengatakan kalimat seperti itu lalu berbalik dan meninggalkan Si Won yang hanya tersenyum lemah.

“Andwae! Kau mau menghukumku lagi?” ucap Si Won sedikit berteriak.

“Berikan aku kesempatan,” ucap Si Won dengan suara bergetar. Jaeyoung memejamkan matanya mencoba mendengar kata hatinya. Ia tak mungkin mengikuti egonya, ia tahu ego hanya akan membawanya pada sebuah kesedihan mendalam. Ia tak mau ada perpisahan lagi.

“Mianhae…” ucap Si Won pelan.

“Mianhae…” ucap SI Won lagi.

Jaeyoung berbalik dan menatap kedua bola mata Si Won. pria itu terlihat begitu berantakan. Ia tahu bahwa tatapan pria itu adalah tatapan seorang yang begitu sangat memohon. Pertahanannya seketika itu juga runtuh, air matanya kembali mengalir. Ia sadar Si Won adalah pria yang ia cintai sejak dulu.

“Mianhae Youngie-ah…” ucap Si Won, kali ini dengan nada yang begitu pilu.

Jaeyoung menganggukan kepalanya samar. Pria itu dengan cepat menarik Jaeyoung dan memeluknya dengan erat. Melepaskan segala ketakutannya pada gadis itu. Kepala pria itu menempel pada sela leher dan bahu gadis itu. Mencoba mencari ketenangan dari feromon yang menguar dari tubuh gadis itu. Tanpa ia sadari gadis itu harus menjinjit hanya untuk menyamakan tingginya.

Si Won menempelkan dahinya pada dahi Jaeyoung lalu tersenyum menatap Jaeyoung yang kini mulai tenang. Merekam raut wajah lelah gadis itu, menyimpan raut wajah itu sebagai memori buruk terakhir yang ia ciptakan untuk gadis itu.

Detik berikutnya Jaeyoung hanya bisa merasakan bibir Si Won menempel pada bibirnya. Bibir pria itu bergerak sangat pelan dan lembut, tak ada kesan terburu-buru. Semua begitu manis dan menggoda. Dengan gugup Jaeyoung melingkarkan kedua tangannya pada leher Si Won. Ia menelusupkan jari-jarinya yang lentik pada rambut tipis Si Won. Si Won menarik Jaeyoung hingga menempel pada tubuhnya. Tangan pria itu mulai bebas naik-turun mengusap punggung Jaeyoung. Sesekali gadis itu memekik tertahan merasakan sensasi geli yang ditimbulkan dari pergerakan tangan pria itu.

Tangan Si Won terus bergerilya menyentuh setiap inci tubuh Jaeyoung. Tangan pria itu bergerak membuka kancing kemeja gadis itu dengan perlahan tanpa terburu-buru sedikitpun. Dengan pelan Si Won menuntun Jaeyoung berjalan mundur.

Si Won dengan pelan mendorong tubuh Jaeyoung hingga membuat tubuh gadis itu mendarat pada ranjang besar mereka. Si Won menindih Jaeyoung dengan menjadikan kedua lututnya sebagai tumpuannya. Jaeyoung sekarang terlihat begitu berantakan dengan kemeja yang hampir terbuka semuanya, rambut yang berantakan dan bibir gadis itu yang sedikit memerah. Sementara itu Si Won masih begitu rapih dengan pakaian rumahan. Pria itu terlihat seperti pemerkosa ulung.

“Youngie, kau akan menjadi wanita dewasa setelah malam ini, dan kupastikan bulan depan kau sudah mengandung anakku, ” ucap Si Won dengan kekehan kecil.

****

Morning at Si Won & Jaeyoung Room’s

07.00 AM

Jaeyoung mengerjapkan matanya mencoba menyesuaikan retinanya dengan cahaya dalam kamar. Matahari tampaknya mulai bersinar di luar sana. Jaeyoung merasakan seseorang memeluk pingganganya. Dengan pelan ia mengangkat kepalanya dan menatap pria yang tadi malam telah membuatnya menjadi seorang yang lebih “dewasa” lagi. Choi Si Won, bahkan dalam keadaan terlelap pun tak mengurangi sedikitpun tingkat ketampanan pria itu. Lesung pipitnya membuatnya terlihat begitu mengoda iman. Jaeyoung  menjulurkan kepalanya dan mengecup cepat bibir Si Won. Ia bahkan terkekeh sendiri dengan tingkahnya itu.

“Napeum,” desis Si Won dan mendapat tatapan terkejut dari Jaeyoung. “Kau sudah bangun oppa?”

“Saranghae..” ucap Si Won ringan. Jaeyoung hanya terdiam mendengar perkataan suaminya itu.

Ia melemparkan tatapannya bergantian menatap manik mata pria itu, kiri lalu kanan. Seolah menikmati mata indah milik pria itu. “Nado Saranghae…” ucap Jaeyoung kemudian lalu menenggelamkan kepalanya pada dada bidang pria itu dan memeluknya dengan erat. Si Won membalas pelukan erat Jaeyoung lalu mengecup pucuk kepala gadis itu. Tak ada yang begitu membahagiakan selain saat ini bagi keduanya.

“Oppa, kau harus menemaniku membuat gaun…” ucap Jaeyoung tiba-tiba.

“Untuk apa?” tanya Si Won pelan. “Aku akan menjadi pengiring pengantin untuk Chunsee eonnie,” balas Jaeyoung dengan senyum manisnya.

“Chunsee?” tanya Si Won bingung. “Ia calon istri Kyu Hyun oppa,” balas Jaeyoung.

“Mwo? Kyu Hyun akan menikah?” tanya Si Won dengan terkejut. “Ne, tadi malam ia mengajakku ke apartementnya untuk menemui calon istrinya…” balas Jaeyoung dengan pelan.

“Jadi semalam kau menemui calon istrinya?” tanya Si Won dengan terkejut, rasa sesal kembali menggelayutinya. Dengan teganya ia berpikir hal yang kotor telah terjadi. Jaeyoung hanya menganggukan kepalanya membuat rambutnya yang bergesekan dengan dada Si Won menimbulkan sensasai menggoda bagi Si Won.

“Youngie,” ucap Si Won menggantung.

“Ne?”

Si Won terdiam beberapa saat sehingga membuat jeda di antara keduanya.

“Apa oppa?”

“Sebenarnya aku menipumu, keluargamu tak pernah bangkrut, dan pernikahan kita aku sengaja mengaturnya,” ucap Si Won dengan tegang. Ia siap dengan kemarahan gadis itu.

Jaeyoung menatap Si Won dengan tatapan yang sulit diartikan, Si Won menelan ludahnya dengan gugup. “Appa sudah bilang semuanya padaku sehari sebelum pernikahan,” balas Jaeyoung enteng.

“MWO?” Si Won terkejut setengah mati.

“Aku bisa saja membatalkan pernikahan kita, tapi sepertinya aku kembali jatuh cinta padamu tuan Choi,” balas Jaeyoung dengan sedikit kekehan.

Si Won menatap Jaeyoung dengan mata yang membulat besar, itu begitu manis bagi Jaeyoung. “Jadi kalian semua menipuku?” ucap Si Won tak terima, ia merasa bodoh sekarang. Jaeyoung hanya terkekeh pelan.

“Abeoji benar-benar mempermainkanku, aku merasa bodoh sekarang,” dengus Si Won frustrasi. Ia merasa bodoh sekarang.

“Appaku lebih licik Choi Si Won. Appa menyayangiku, tak mungkin ia membiarkanku hidup dalam sebuah kebohongan. Tapi appa bilang ia sangat menyukaimu.”

Si Won tetap masih merasa kesal walaupun Jaeyoung sudah membuatnya sedikit terbang karena appa gadis itu menyukainya. “Baiklah, kita tak usah bekerja hari ini!” ucap Si Won dengan kesal. Wajahnya seperti bocah 5 tahun.

“Mwo? Kita harus bekerja oppa…” ucap Jaeyoung sebal.

Tanpa Jaeyoung duga, Si Won bangkit dengan cepat lalu menindih gadis itu, “Kita lanjutkan yang semalam,” ucapnya dengan seringai penuh nafsu.

“MWOYA? KYAA!! OPPAAAA!!”

THE END

Gimana, gimana? Komentarnya cobaaa? Pingin liat kayak apa penulisan ini. Sebenarnya cerita ini tuh buat lomba di salah satu Author namanya Mochy eonnie yang terkenal sama FF MSG, ternyata menang jadi juara 1 wkwkw setelah 4 bulan lamanya nunggu dari Desember kalo gak salah. Jadi kalo nemu FF ini gentayangan dimana-mana itu punya aku, terus rada aku editin dikit jadi kalo nemu yg beda bukan plagiat ya! Terus alur kecepetan banget. Makasih buat yang udah baca, komen, like, share, siders juga hhee. Makasih udah main ke blog. I Love You All.

Besok akhirnya aku bisa liat muka Kyu sayang gak ada Teuki, tapi gak sabar asli. Pertama kali nonton yeyyy, dengan pengorbanan yang bikin nyesek 😦 Yang gak nonton jangan galau masih ada SS6 SS7 SS8 SS9 SS10 SSSETERUSNYA!! Semangat! Semangat SBMPTN juga wkwk!

87 thoughts on “FF: Punishment

  1. Bingung mau komen apa._.
    Biarpun ada sedikit typo tapi ff kakak selalu keren~
    Woaahh congrats ya kak akhirnya ketemu kyu! Sayang aku gak bisa nonton ss5 krn tgl 3 nya uas -3-
    Doakan saja semoga next super show gak bentrok sama pekan ulangan hehe

    • Komen apa aja bebasss hahaha, makasih udah mampir…
      Iya akhirnya ketemu setelah bertahun-tahun, UAS lebih penting!! Masih ada SS6! Ya, semoga next year SS6 gak bentrok, aamiin 🙂

  2. Eonnie bagus banget cerita.ny ^^
    tapi menurut aku sad.ny krang N aku pengen crta yg slngkuh bnran kyak yg ff sblum2.ny *trsrah yg buat citra* kekeke ^^
    oh ea..aku ktngglan bca.nya..mianhae eonnie ^.~
    eehmm..btw aku udah bca smua ff eonnie tp gak bsa bri kmntar smua cz nntk mlah buat eonnie susah blas kmntar2.ku +.^

    eonnie liat SS5 ???
    Akhr kta :
    #FIGHTING eonnie

  3. hai, ellysa imnida~
    ide ceritanya emang pasaran tapi endingnya bagus. manis bgt (kaya gula)
    tapi masih penasaran aja kenapa siwon sering pulang telat trus gak jadi jemput jaeyoung gak dijelasin disini. jadinya tetep gantung menurutku. atau mau dijelasin di sekuel mungkin? 😀

    • Hallo ellysa eonnie, welcome hhhee…
      Si Won jarang pulang solanya dia sering nemenin Sung Rin, kalo gak salah Jaeyoung udah bikin dugaan gitu jadi aku biarin reader satu pikiran kayak jaeyong. Maafin kalo gak jelas penggambarannya wkwkwkw. Gak akan ada sequel soalnya ini bener-bener oneshot langsung taman, buat lomba juga wkatu itu hhee…
      Makasih udah main ke blog ^,^

  4. Suka dgn ceritax…ffx pantes menang saeng…klo dipaksa nikah dgn org sprt siwon sih, siapa jg yg bs nolak, kekekekkkee….

  5. Siwon bener2 deh..
    Licik..
    Tapi ternyata Jaeyoung lebih licik lagi..
    Emank enak balik dikerjain..
    kkkkkk..
    Untungnya akhirnya mereka bisa saling berdamai dengan masa lalu..
    Aduh Kyuhyunku kenapa kok selalu nyempil sih kan isi kepalaku jadi terbagi-bagi..
    Tapi Kyu disini bikin gemes dan bener2 bikin geregetan..
    Pengen nyubitin dia..

    • Hhahhaha makasih eon, tapi asli deh ini ff sinetron abis kalo menurut aku. Tapi aku suka sinetron kayak begini wkwkkw…
      Kyu itu seperempat dari hati aku, cuma seperempat! jadi dia harus nyempil dimana-mana kayak upil!

  6. Eon,aku baca ini 2x eon ‘-‘ kemaren cuma baca ga komen,sekarang komen(?)
    Eon aku suka adegan terakhir#otak ketularan unyuk/? Aku suka ff yang ini eon,ini jadi yang ke 3 sebelumnya 1 7YWOL , ama ke 2 K,L,&H.
    Aku singkat eon/?
    Eon : sapa juga yang tanya lu?
    Nae : *,*
    Sekian bacotan jisca,paaii eon ^^ *ala orang alay

    • Gpp ihh, jangan jadiin beban buat komen. Hhahaha udah 17 belumm Ih? WAH? Suka Kiss, hate, & love? Itu acak-acakann banget tapi gpp deh. Makasihh ya. Kalo aku suka ff 7 years without love sama destroy her heart hahahah. Bacot ajaa kali, suka suka aja aku mahhh 🙂

  7. daaebbbakkkk . Jd sbnranya siwon oppa yg scra tdak lgsg pemicu selingkuhnya jaekyung 🙂
    kreennnn .
    Daaaeebakk

    • Huwaa gak ngerti hukumannya buat siapa 😦 gpp kesalahan di Author yang gak jelas penggambarannya hoho. Gini aku jelasin, hukukan di sini buat mereka beRDUA. kALo buat Jaeyoung hukumannya hidup sama Si Won karena pernah ngehianatin Si Won dulu, jadi dihukum nikah dan hidup selamanya sama Si Won. Awalnya Si Won mau buat Jaeyoung nyesel karna udah ngehiantin dia, jadi ditahan gitu Jaeyoung di hidupnya si won buat jadi istrinya selamanya *duhbahasnya. Buat balas dendam tapi cinta kok.

      Nah kalo hukuman buat Si Won, akhirnya dia tahu kenapa dia dikhianti Jaeyoung. Dia jadi sadar kalo dia pantes dihukum dengan dikhianati karna dia sendiri yang buat Jaeyoung ngejauh. Inget hubungan dia sama Sung Rin kan? Jadi dia pantes dapet hukuman dengan putus hubungan sama Jaeyoung. Nahh, gitu deh 🙂

  8. Aigooo~
    FF nya bikin nyesek,seneng,ketawa2 sndiri, nangis2 sndiri..
    Arrgghhhh inii FF dgn cast Choi Siwon Terkeren yg pernah saya baca thor.. 😀
    Keep writing thor 😀

  9. jaeyoung nggx mungkin selingkuh ataupun mutusin hubungannya dengan siwon kalau tdk ada alasan, ternya semua ini gara2 sahabat , sahabat kadang bisa juga menjadi musuh dalam selimut kayaknya sung rin memang suka sm siwon, sebel juga sama siwon kenapa dia nggx bisa bg waktu dan menunjukkan sikap yg baik waktu di sm jaeyoung pacaran .

    • Ya semua karena gak peka aja sihhh. Terus gak jujur satu sama lain juga. Sung Rin emnag sahabat karib Si Won tapi dia gak cinta sama Si Won, mereka cuma ya terlalu deket aja. Gak mau bikin mereka saling cinta wkwk. Iya seharusnya Si Won juga bisa jaga perasaan Jaeyoung dulu. Intinya peka kali ya.

  10. Annyeong aku reader baru/bow/
    Ini ff bikin aku senyum”, entah kenapa aku ngebayangin mrk bedua dgn senyum”
    Shrsnya mrk bedua itu hrs lbh peka ya, untungnya siwon sm jaeyoung ga sampe ke tahap mau cerai grgr permasalahan ini..

  11. Yah….. kecepetan,cerita’a keren.
    Jd alasan kenapa Jaeyoung selingkuh itu gara-gara sikap Siwon????

    Bikin sekuel’a dong (muka memohon)

    • Iya kecepetan soalnya ini buat lomba dulu, syukur kalo keren hehe. Iya, alasan dia putus juga gitu. Gak akan bikin sequel hehe, udah lama bgt cerita ini. Makasih udah baca 🙂

  12. Annyeong…
    Salut sama siwon, ngehukumnya dgn cara yg manis bgt,
    Niatnya nipu supaya bisa nikahin yeojanya, eh gataunya ditipu balik sama appa yeojanya. Oh ya ngomong2 sungrin nya kmna? Kok tb2 ngilang.
    Tapi tak apalah ada dia mengganggu keluarga bahagianya siwon.

    Kurang nih, kurang sampe ada anaknya lahir hehehhe,

    Tapi asli keren kok. Suka suka

    Choaaaa

    • Annyeong! Hahah Si Won gak bisa selicik Kyu haha. Sung Rin cuma cameo cantik di sini, buat bumbu-bumbu cinta antara si won jaeyoung. Ahh cukup di sini ff-nya hehe. Syukur kalo keren dan suka :’)

  13. omona,,,,keren bgt,,,trnyt pselingkuhn jaeyoung k khyuhyun cma pelarian,,,pantes z kyuhyun ny msh bhubungan baek ama jaeyoung ny wong mereka cma sahabatan
    ff mu ini manis bgt bkin yg baca jd hangat n bbunga-bunga rasanya
    daebak deh

    • Iya jadi Jaeyeong selingkuh juga gara2 si won, intinya dua2nya salah haha. Syukur kalo baca cerita aku bisa ngerasa hangat dan berbunga-bunga *Aduhbahasanya*. Ikut seneng kalo yang baca juga seneng :’)

  14. bingung mau komen apa, kirain Kyuhyun yg bakalan tersiksa ternyata udah punya calon sendiri. Keep writing thor ! ceritanya bagus seerti biasanya 🙂

  15. Wehh jd it pnybb jaeyoung pisah am siwon. N bpaling am kyu. Siwon si g peka.. Shabt si shbat, tp g gt jg dunk dkatny. Kan ksian jaeyoung jd bs bpikir yg mcm2.
    Nah loh g jd pergi krja ni crtany. Malah lnjutin bwt baby kekeke.

  16. di awal2 dikira jaeyoung yg dihukum ga taunya siwon yg sebenarnya dihukum
    sip sip sip! walopun katanya kependekan, kecepatan dsb,, tetep, menghibur 🙂

Leave a comment