FF: Stand By You Part 14 (Jebakan)


Warning : Don’t Copas Without My Permission. Tuhan melihatnya. Happy Reading!

Assalamualaikum, selamat malam semua! Anyyeong Haseyo? Sawadee kha! Mohon maaf lahir dan batin, gapake lama langsung aja. Selamat membacaaa!

Kamar Kyu Hyun & Hyu Won

Pukul 10.00

Kyu Hyun menatap Hyu Won yang kini sedang tertidur di atas ranjang mereka. Gadis itu sudah meminum obat penurun demam. Dia tampak begitu damai dalam tidurnya sampai-sampai Kyu Hyun tidak mau membuatnya terbangun. Wajah Hyu Won yang semula pucat sudah sedikit lebih merona. Kyu Hyun lantas berjalan mendekati ranjang lalu duduk di sebelah Hyu Won.

“Kalau sedang tidur begini kau sangat manis.” Gumam Kyu Hyun.

Kyu Hyun masih memandangi wajah Hyu Won, dia ingin mengganggu gadis itu tetapi gadis itu sedang sakit, dia butuh istirahat yang cukup. Kyu Hyun akan menyimpan kejahilannya sampai Hyu Won bangun nanti. Pria itu menatap jam dinding di kamarnya. Masih ada waktu satu jam lagi sebelum dia ke kantor. Dia ingin lebih lama menjaga Hyu Won.

Melihat wajah damai Hyu Won membuat sebuah ide terlintas di kepala Kyu Hyun. Dia merogoh ponselnya lalu memotret wajah Hyu Won. Tak cukup sampai di sana, ia mendekatkan wajahnya pada Hyu Won lalu mengambil potret keduanya. Kyu Hyun memeriksa hasil jepretannya, ia tersenyum seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan hadiah.

“Manis sekali.” Ucap Kyu Hyun, kalau dipikir-pikir dia tak punya potret kebersamaan bersama Hyu Won kecuali foto pernikahan mereka.

Kyu Hyun memasukan ponselnya ke dalam saku celananya. Pria itu teringat dengan percakapannya di telepon dengan Lee satu jam yang lalu. Lee mengatakan dia memang datang ke bar bersama Hyu Won, dia lalu ke kamar mandi meninggalkan Hyu Won. Saat kembali gadis itu sudah tidak ada di tempat mereka duduk. Dia sudah mencari bahkan menanyakan pada semua pengunjung bar tetapi tak ada satu pun yang mengetahui keberadaan gadis itu. Lee pikir Hyu Won mungkin sudah pulang. Dia juga mengatakan sempat menghubungi Kyu Hyun tetapi pria itu sedang berada dalam panggilan lain.

Dia berada di apartement Donghae. Ucap Kyu Hyun dalam hati, masih ada rasa kesal di hatinya tetapi semua sudah tidak penting lagi. Yang penting sekarang Kang Hyu Won cepat pulih. Dia bisa memarahi gadis itu nanti.

Kyu Hyun menatap jam di tangannya, sepertinya dia harus pergi sekarang ke kantor. Pria itu menatap Hyu Won sekali lagi, dia memberi kecupan ringan pada kepala Hyu Won lalu menarik selimut hingga sebatas leher gadis itu. Kyu Hyun lalu berjalan meninggalkan kamarnya dan Hyu Won.

****

Pukul 17.00

Hyu Won mengerjapkan matanya berusaha menyesuaikan dengan cahaya yang masuk ke dalam kornea matanya. Kepalanya sudah tidak terlalu berat lagi, dia juga sudah tidak melihat benda di sekitarnya berputar seperti tadi pagi saat ia bertemu Kyu Hyun.

KYU HYUN!

Hyu Won terduduk di atas kasur, dia menguap lebar. Badannya terasa sangat segar. Dia pasti tidur sangat lama. “Jam berapa ini?” gumam Hyu Won.

“Sekarang jam 5 sore.”

Hyu Won terlonjak saat ia mendapati Hanna berdiri dengan senyum hangat. Hyu Won bersumpah bahkan ibunya tidak pernah tersenyum padanya sehangat itu. Hyu Won segera membetulkan duduknya. Dia terkejut setengah mati.

“Nyonya?” ucap Hyu Won gugup.

“Kau mengigau dalam tidurmu, aku sudah berpikir untuk membawamu ke rumah sakit.” Ucap Hanna dengan kekehan.

Hyu Won mengerutkan dahinya bingung melihat kekehan Hanna. “Saya mengigau tentang apa, nyonya?” Tanya Hyu Won cemas.

“Kau mengatakan ingin makan nasi hangat dan sup ayam.” Ucap Hannya dengan tawa lebar kali ini.

Hyu Won diam-diam mengembuskan napasnya dengan lega. Setidaknya dia tidak mengumpat dalam tidurnya. Bisa-bisa dia tak akan sanggup bertemu dengan ibu mertuanya ini lagi.

“Kenapa nyonya bisa ada di sini?” Tanya Hyu Won lagi.

“Suamimu berulang kali menelpon dengan cemas memintaku untuk memeriksa keadaanmu.” Ucap Hanna dengan kerlingan mata.

Hyu Won mengusap lehernya dengan kikuk. Wajahnya merona merah menahan malu. Apa benar Cho Kyu Hyun sekhawatir itu? Dia akan berterima kasih pada pria itu nanti.

Kamsahamnida.” Ucap Hyu Won.

“Sup ayammu sudah matang. Mau makan berdua denganku?” Tanya Hanna sambil mengisyartkan dengan matanya menunjuk ke arah meja kecil di tengah kamar.

Hyu Won menolehkan kepalanya mengikuti isyarat mata Hanna. Gadis itu menelan ludahnya seolah dapat merasakan kesegaran sup ayam di dalam panci. Tiba-tiba perutnya terasa begitu lapar.

“Kau pasti sangat kelaparan seharian ini belum makan, kajja!” ucap Hanna lalu berjalan menuju Hyu Won yang masih duduk di atas ranjang. Wanita itu membantu Hyu Won bangun dari tempat tidur.

Hyu Won menyibakan selimutnya lalu menyambut uluran tangan Hanna yang mengajaknya makan bersama. Hyu Won tersenyum melihat Hanna yang begitu perhatian padanya. Hatinya mendadak terasa begitu hangat. Dia lagi-lagi membandingkan wanita itu dengan ibu kandungnya sendiri. Akan sangat membahagiakan bila ia bisa berinteraksi seperti ini denga Ibunya.

Kamsahamnida, nyonya.” Ucap Hyu Won dengan tulus, ada kebahagiaan di dalam hatinya yang tak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata.

****

Mobil Kyu Hyun

Satu minggu berlalu sejak tumbangnya Hyu Won di depan apartement Donghae. Hari ini Hyu Won merasa bugar luar biasa. Dia yakin dia bahkan bisa bekerja di kafe Hyukjae sampai malam. Hyu Won menolehkan kepalanya menatap Kyu Hyun yang sedang sibuk bekerja dengan tablet di tangannya. Pria itu terlihat lima tahun lebih tua dari usianya bila sedang berkutat dengan urusan perusahaan.

“Terus menatapku seperti itu, kau tidak akan bekerja pagi ini.” Ucap Kyu Hyun tanpa mengalihkan pandangannya dari layar tablet.

Hyu Won tertawa kecil. “Kau terlihat lima tahun lebih tua dari usiamu saat kedua alismu saling bertautan.” Balas Hyu Won dengan kekehan.

“Jaga sikapmu, aku ini lebih tua darimu.” Ucap Kyu Hyun lagi masih dengan tatapan serius.

Nde, Tuan Cho.” Ucap Hyu Won lagi dengan kekehan.

Kyu Hyun mengangkat kepalanya dan menatap Hyu Won yang kini menatapnya dengan wajah sumringah. “Suasana hatimu pasti sangat bagus saat ini.” Ucap Kyu Hyun.

“Tentu saja! Setelah berhari-hari terbaring di atas ranjang karena demam, hari ini aku merasa sangat sehat. Aku bosan berhar-hari di dalam kamar.” Ucap Hyu Won masih dengan senyum sumringah di bibirnya.

“Baguslah, aku jadi punya teman berkelahi.” Ucap Kyu Hyun bergumam.

“Kau bilang apa?” Tanya Hyu Won karena dia tak mendengar dengan jelas apa yang Kyu Hyn katakan.

“Kau tidak lembur, kan?” Tanya Kyu Hyun mengabaikan pertanyaan Hyu Won.

Anniyo. Aku akan pulang cepat hari ini.” Ucap Hyu Won. “Aku akan membuat roti untuk ibumu.” Ucap Hyu Won.

“Kenapa membuat roti untuk eomma?” Tanya Kyu Hyun.

“Selama aku sakit ibumu sudah sangat baik, beliau merawatku seperti putri kandungnya.” Ucap Hyu Won.

“Kau menantunya, yang berarti kau juga putrinya. Dasar bodoh.” Ucap Kyu Hyun mencibir.

Hyu Won mengedikan bahunya mendengar ucapan Kyu Hyun. Dia masih merasa canggung perihal statusnya dalam keluarga Kyu Hyun. Dia selalu merasa bahwa posisinya saat ini tidak bisa dikatakan sesuatu yang memang pantas ia sandang. Dia hanya menggantikan posisi Hyun Ji.

Kyu Hyun kembali berkutat dengan layar tablet sedangkan Hyu Won sibuk menatap jalanan. Ini pagi terdamai yang pernah ia alami, semenjak sakit Kyu Hyun lebih menahan diri untuk tidak mengkonfrontasi dirinya. Mereka seperti adik-kakak yang sangat akur. Pria itu juga tak kalah baiknya seperti ibunya, ia merawat Hyu Won dengan tulus.

“Sudah sampai, nona.” Ucap supir Kyu Hyun memecah keheningan.

Hyu Won melepas sabuk pengamannya lalu membenarkan letak bajunya. Dia menatap sekilas ke arah Kyu Hyun yang kini sedang menatapnya dengan diam. Wajah pria itu terlihat begitu tenang, Hyu Won bahkan hampir mengatakan pria itu terlihat begitu tampan tapi dia tidak ingin Kyu Hyun besar kepala.

Wae?” Tanya Kyu Hyun.

Eobseo.” Balas Hyu Won dengan senyuman, lagi-lagi wajah gadis itu terlihat begitu sumringah. “Aku bekerja dulu. Tidak perlu menjemputku, aku akan pulang cepat. Arratchi?” ucap Hyu Won lalu hendak keluar dari mobil namun Kyu Hyun dengan cepat menarik kerah baju gadis itu.

YA!!!” Teriak Hyu Won terkejut.

Cup!

Sebuah kecupan ringan Kyu Hyun layangkan pada pipi Hyu Won. Hyu Won menyentuh bekas kecupan pria itu lalu menatap Kyu Hyun dengan terkejut.

“Apa yang kau lakukan?” Tanya Hyu Won setengah terkejut. Matanya melirik malu pada supir Kyu Hyun.

“Menciumu.” Balas Kyu Hyun dengan senyum jahil. Kerlingan mata Kyu Hyun membuat Hyu Won menjadi kesal.

“Aku tahu! Maksudku–”

“Pak Han, apakah suami tidak boleh mencium istrinya sendiri?” Tanya Kyu Hyun pada supirnya.

“Boleh, Tuan.” Balas pria paruh baya tersebut dengan senyum ringan.

“Kau dengar sendiri? Pergi sana, kau bisa terlambat bekerja.” Ucap Kyu Hyun sambil mendorong Hyu Won keluar dari mobilnya.

“Aishh! Menyebalkan sekali.” Ucap Hyu Won lalu keluar dari mobil.

“Sampai jumpa nanti malam, sayang.” Ucap Kyu Hyun menggoda Hyu Won.

“Aishh! Dia pasti sudah gila!” teriak Hyu Won yang berlari kecil menuju kafe Hyukjae.

Kyu Hyun menatap Hyu Won yang sudah memasuki kafe Hyukjae. Dia menggelengkan kepalanya mengutuk tingkah lakunya sendiri. “Jahil sekali aku pagi ini, tapi dia sangat menggemaskan.” Ucap Kyu Hyun dengan tawa kecil.

****

Tous Les Jours

Pukul 08.00

Hyu Won mengelap meja lalu merapikan tempat duduk, dia juga mengganti kotak tisu yang sudah kosong. Aroma roti dari panggangan di dapur selalu membuat Hyu Won tersenyum senang. Dia tidak tahu sebenarnya aroma wangi dari dapur yang membuatnya tersenyum atau moment manisnya dengan Kyu Hyun tadi saat di mobil.

Ting!

“Selamat datang di kafe kami!” Sambut Hyu Won ketika mendengar bel di pintu kafe berbunyi, mereka kedatangan pelanggan.

“Eonnie?” ucap Hyu Won terkejut saat melihat siapa pelanggan yang datang.

Hyun Ji tersenyum tipis lalu berjalan menuju meja di sudut ruangan tempat Hyu Won berdiri. Gadis itu menatap dandanan Hyu Won dari atas sampai bawah. Mereka memang kembar tetapi orang tidak akan pernah menyadari kemiripan di antara keduanya.

“Silakan duduk, eonnie. Kau mau pesan apa?” Tanya Hyu Won sambil mengeluarkan buku catatannya.

“Apakah kau sibuk? Aku ingin bicara denganmu sekarang.” Ucap Hyun Ji dingin.

Hyu Won menggigit bibir bawahnya sambil berpikir sejenak. Dia masih harus memanaskan oven di dapur, mungkin dia bisa meminta izin beberapa menit pada Hyukjae.

“Hmm apakah lama?” Tanya Hyu Won. “Pelanggan belum banyak tapi aku masih harus memanaskan–”

“Aku sibuk sekali, hanya beberapa menit tergantung bagaimana kau mengambil keputusan.” Ucap Hyun Ji memotong ucapan Hyu Won.

Hyu Won akhirnya mengalah, dia akan menghadapi Hyukjae nanti. Sekarang ada Hyun Ji yang tak bisa diabaikan. Kakaknya pasti sangat sibuk sampai-sampai tidak bisa bersabar menunggunya menyelesaikan ucapannya.

“Ada apa?” Tanya Hyu Won yang kini duduk di depan Hyun Ji.

“Langsung saja aku tidak akan berbasa-basi. Sudah berminggu-minggu aku memberikanmu kesempatan untuk meninggalkan Kyu Hyun tapi kau tidak juga melakukannya.” Ucap Hyun Ji.

Hyu Won mengerutkan dahinya bingung mendengar ucapannya Hyun Ji, gadis itu memang memintanya untuk meninggalkan Kyu Hyun tapi dia tidak bilang akan memberi waktu sampai kapan.

“Ayolah pembahasan ini lagi, aku benar-benar bosan.” Ucap Hyu Won.

“Kang Hyu Won aku tidak punya banyak waktu.” Ucap Hyun Ji ketus.

“Coba katakan bagaimana caranya aku harus pergi meninggalkan Kyu Hyun tanpa harus membuat masalah baru?” jawab Hyu Won dengan tenang.

“Kau hanya mengulur waktu, apakah kau sudah menikmati peranmu sebagai istrinya jadi tidak bisa meninggalkannya?” Ucap Hyun Ji sinis.

Hyu Won menarik napas dalam lalu mengetuk-ngetuk jarinya sambil menghitung di dalam hati agar yang keluar dari mulutnya bukan sumpah serapah.

“Apa kau bisa menjamin kalau aku pergi dia akan kembali padamu?” Tanya Hyu Won tak kalah dingin.

Hyun Ji tertawa mengejek mendengar pertanyaan Hyu Won. “Karena kau masih ada, jadi dia sibuk memperhatikan dirimu. Kalau kau menghilang dia tidak akan memikirkanmu sama sekali, dia akan kembali padaku.” Ucap Hyun Ji.

“Kenapa kau tidak menyewa pembunuh bayaran saja lalu membunuhku? Aku tidak mau berpusing-pusing memikirkan bagaimana hubunganmu dengan Kyu Hyun. Aku tidak mau dijadikan alat untuk menyelesaikan permasalahan yang kau ciptakan. Sudah cukup aku berkorban dengan menjadi penggantimu di hari pernikahan kalian. Sekarang kalau kau punya otak dan hati nurani, tolong lakukan sesuatu tanpa harus menyusahkanku.

“Kau ini kekasihnya bukan? Sudah hidup bertahun-tahun dengan dirinya tapi masih tidak memahami bagaimana sifat dan karakter Cho Kyu Hyun. Kau pikir dia akan menerima begitu saja kalau aku pergi meninggalkannya? Dia pasti akan mencariku dan membuatku membayar semuanya. Harga dirinya sangat tinggi, dia mungkin akan merasa terhina. Kau beruntung dia tidak menghancurkanmu ketika kau muncul di hadapannya.” Ucap Hyu Won dengan tajam.

“Kang Hyun Won, Kau lancang sekali! Kau pasti merasa sangat beruntung karena Cho Kyu Hyun berpihak pada dirimu, jangan terlalu percaya diri dia akan mencintaimu–”

“Aku tidak pernah berpikir sampai ke arah sana! Siapa aku, siapa Cho Kyu Hyun. Dipikirkan dari sudut mana pun aku tidak akan pernah cocok untuk bersanding dengan dirinya, aku pun tidak pernah mau. Aku hanya tidak ingin membuat diriku bermasalah dengan Cho Kyu Hyun. Kau tidak tahu betapa menyeramkan dirinya di hari pernikahan kalian. Tolong selesaikan masalahmu sendiri, jangan menarik-narik diriku lagi. Aku sangat lelah, eonnie. Kau ini sudah dewasa, jangan sia-siakan uang yang sudah orang tua kita keluarkan untuk membuatmu pintar.” Ucap Hyu Won kasar.

“Kang Hyu Won, kau akan menyesal karena sudah berkata seperti ini padaku.” Ucap Hyun Ji dengan amarah. Dia merasa terkejut mendengar adiknya bisa berkata sekasar itu padanya.

“Aku akan pergi asalkan Kyu Hyun yang mengakhiri semuanya. Kalau pada akhirnya dia tidak bisa menerima dirimu, kau tidak bisa menyalahkan semua orang. Kau seharusnya tahu semua masalah bersumber pada dirimu. Tolong kasihani aku, ibu, dan ayah yang selalu berusaha untuk menyelesaikan semua masalah yang sudah kau buat.” Ucap Hyu Won lalu berdiri dari kursi.

“Aku sudah memperingatimu dan kau justru bertingkah seperti ini.” Ucap Hyun Ji.

“Kau bisa meninggalkanku, aku harus bekerja mengumpulkan uang.” Ucap Hyu Won lalu pergi dari hadapan Hyun Ji.

Hyun Ji menarik napasnya lalu mengembuskannya dengan kasar. Ditatapnya punggung Hyu Won yang semakin menjauh dengan tatapan yang berkilat-kilat.

“Baik, jangan salahkan aku kalau aku bisa membuat kalian berpisah.” Ucap Hyun Ji lalu pergi meninggalkan kafe tempat Hyu Won bekerja.

Hyu Won menatap pojok ruangan memastikan Hyun Ji sudah pergi atau belum. Dia bernapas lega saat melihat kakaknya sudah pergi. Hyu Won mengembuskan napasnya dengan lemah. Dia tidak tahu dapat dari mana kekuatan seperti tadi sampai-sampai dia bisa berkata seperti itu pada Hyun Ji. Dia hanya lelah terus-menerus dipaksa harus bersikap seperti apa oleh ibu dan kakaknya. Sekali saja dia ingin membela dirinya.

“Kau sangat keren tadi! Aku tidak tahu apa permasalahan di antara kalian tapi aku bisa menduga gadis itu yang bermasalah.”

“Hyukjae Oppa kau mengagetkanku saja–”

“Aku baru selesai membuat roti isi daging.” Ucap Hyukjae memotong ucapan Hyu Won.

“Whoaaa, boleh aku mencobanya!?” ucap Hyu Won lalu dengan cepat membuka penutup keranjang roti. Belum ada sedetik, Hyu Won segera menahan napasnya begitu mencium aroma yang menguar dari roti buatan Hyukjae. Kepalanya seketika menjadi pening, perutnya juga tiba-tiba bergejolak. Dia membekap mulutnya menahan diri untuk tidak mengeluarkan apa saja yang siap keluar dari mulutnya.

Wae? Kau kenapa?” Tanya Hyukjae bingung.

“Aku harus ke kamar mandi!” teriak Hyu Won lalu berlari sangat kencang menuju kamar mandi.

“Ada apa dengan dia? Apakah rotiku berbau aneh?” ucap Hyukjae lalu mengendus roti buatannya. “Tidak, ini sangat wangi.”

****

Hyu Won menekan tombol flush kloset. Dia tak lantas keluar dari kamar mandi. Dia duduk dan memijat-mijat kepalanya. Ini sudah ketiga kalinya dia pergi ke kamar mandi karena mual yang ia rasakan. Tubuhnya luar biasa lemas karena memuntahkan semua sarapannya tadi pagi, dia bahkan yakin saat ini lambungnya benar-benar kosong.

Tok Tok Tok

“Ya! Kang Hyu Won, kalau kau belum sembuh lebih baik pulang saja. Aku tidak tega melihatmu seperti ini. Kau bisa mati lemas.” Teriak Hyukjae dari balik pintu kamar mandi.

“Aku akan keluar, oppa!” balas Hyu Won.

Hyu Won membenarkan pakaiannya lalu berdiri dengan perlahan. Kepalanya juga luar biasa pening. Mungkin Hyukjae benar, dia seharusnya pulang saja tapi ini bahkan baru pukul 09.00 pagi. Sebentar lagi pelanggan pasti ramai.

Ceklek

Ommo! Wajahmu pucat sekali, Hyu Won-ah.” Ucap So Min.

“Aku mungkin keracunan, eonnie.” Ucap Hyu Won.

“Apa yang kau makan tadi pagi?” Tanya Hyukjae.

“Aku hanya makan nasi dan sup ayam.” Ucap Hyu Won sambil mengingat makanan apa yang ia makan tadi pagi.

“Aneh sekali, kau hanya makan nasi dan sup ayam. Tidak mungkin keracunan.” Ucap Hyukjae.

“Aishh! Bau apa ini!” teriak Hyu Won lalu menutup hidungnya.

So Min mengerutkan dahinya mendengar Hyu Won mengumpat. Hyukjae juga mengerutkan dahinya.

“Aku tidak tahan lagi! Aku harus ke kamar mandi!” ucap Hyu Won lalu kembali menghilang ke dalam kamar mandi.

So Min menolehkan kepalanya ke arah Hyukjae begitu pun sebaliknya. Keduanya seolah memahami isyarat mata satu sama lain.

“Ini bau roti isi daging yang baru selesai dipanggang.” Ucap Hyukjae.

“Mungkinkah?” ucap So Min.

“Apa?”

“Hamil?”

“Tidak mungkin, siapa? Lee Donghae?” balas Hyukjae.

So Min dan Hyukjae tidak lantas meninggalkan kamar mandi, mereka menunggu Hyu Won keluar dari kamar mandi. Suara flush yang berbunyi menandakan Hyu Won akan segera keluar.

Ceklek!

Ommo! Oppa, eonnie, kenapa kalian tidak bekerja?” Tanya Hyu Won saat melihat Hyukjae dan So Min masih berdiri di depan kamar mandi.

“Kang Hyu Won, kau masih bersama dengan Donghae?” Tanya Hyukjae.

“Kenapa bertanya seperti itu?”

“Tingkahmu sangat aneh sejak pagi, begitu mencium bau roti isi daging kau langsung merasa mual dan muntah. Biasanya kau sangat menyukai bau roti yang selesai dipanggang.” Ucap So Min.

“Benar sekali tidak seperti biasanya. Biasanya kau sangat suka berdiam diri di depan oven hanya untuk mencium aroma roti.” Ucap Hyukjae.

“Kau seperti wanita yang sedang hamil.” Ucap So Min dengan santai.

MWO? TIDAK MUNGKIN! AKU TIDAK PERNAH MELAKUKAN APA-APA DENGAN DONGHAE OPPA!” Balas Hyu Won dengan berteriak.

“Aishhh! Kau tidak usah berteriak-teriak, membuat kaget saja.” Ucap Hyukjae.

“Kalian yang berbicara seenaknya saja, mana mungkin aku hamil. Aku dan Dongahe oppa tidak pernah melakukan hal yang aneh-aneh–”

Hyu Won menghentikan ucapannya seketika, matanya membulat begitu ia menyadari satu nama yang tiba-tiba melintas di kepalanya.

Cho Kyu Hyun

Waeyo? Waeyo? Kau akan muntah lagi?” Tanya Hyukjae saat melihat perubahan ekspresi Hyu Won.

Nde, aku harus ke kamar mandi.” Ucap Hyu Won lalu kembali menghilang di dalam kamar mandi.

“Setelah ini pulang saja, aku takut kau mati lemas di kafeku!” teriak Hyukjae.

Hyu Won menutup pintu kamar mandi lalu duduk di atas kloset. Jantungnya berdebar begitu kencang. Hyu Won merasakan semua akral tangannya terasa begitu dingin. Memang benar dia dan Donghae tidak pernah melakukan apa-apa tapi dia dan Kyu Hyun. Apakah bisa hanya satu kali melakukan?

“Aishh! Andwae!” ucap Hyu Won sambil mengacak rambutnya.

Hyu Won lalu merogoh ponselnya, dia mulai mencari-cari aplikasi Period Tracker Calendar miliknya. Hyu Won membukanya dengan tidak sabaran. Kepanikan mulai melanda dirinya. Ketika aplikasi terbuka, mata Hyu Won membesar terkejut saat ia mendapati bahwa ia sudah terlambat hampir sepuluh hari.

“Bagaimana mungkin aku tidak menyadarinya.” Ucap Hyu Won pada dirinya sendiri.

Hyu Won tidak menyadari bahwa bulan ini ia belum menstruasi. Aplikasi mungkin salah menghitung. Lalu mual dan melemahnya kesehatan Hyu Won beberapa hari ini pasti hanya sakit biasa karena perubahan musim. Hyu Won berulang kali menyangkal apa yang sedang ia alami saat ini. Ia memejamkan mata, wajah ibunya dan Hyun Ji seketika muncul dalam pikirannya.

“Eottohkae.”

“Eottohkae.”

“Eottohkae.”

Hyu Won membuka matanya dan yang terlintas di dalam pikirannya saat ini adalah membeli alat tes kehamilan. Dia menarik napas dalam lalu mengembuskannya, ia melakukan hal tersebut berulang-ulang sampai rasa cemas yang ia rasakan perlahan mulai berkurang.  Hyu Won Won akan meminta izin pada Hyukjae untuk keluar sebentar.

****

Tempat Pemberhentian Bus

Pukul 17.00

Hyu Won duduk menatap jalanan yang basah karena hujan yang baru saja berhenti. Dia masih belum beranjak dari kursi halte. Tadi dia memutuskan untuk berteduh saat hujan turun, tapi kemudian dia menemukan dirinya menjadi enggan untuk pulang ke rumah keluaga Cho. Ini masih pukul 5 sore, dia akan pulang sebentar lagi.

Hyu Won mengeluarkan headset dari dalam tasnya, dia lalu menyambungkannya pada ponselnya. Lagu Love Whisper dari GFriend langsung mengisi indra pendengaran Hyu Won, bibir Hyu Won tersenyum mendengar lirik lagu yang terdengar begitu manis. Kalau bisa diungkapkan, lagu ini menggambarkan perasaannya saat ini.

Hyu Won menengadahkan kepalanya menatap langit, tangannya bergerak perlahan menuju perutnya. Ada perasaan asing yang tak bisa ia deskripsikan dengan kata-kata tetapi yang ia tahu ia harus menjadi Hyu Won yang pemberani dan kuat. Awalnya dia sangat ketakutan begitu melihat dua garis yang muncul pada alat tes kehamilan yang ia gunakan tadi pagi, tetapi kemudian dia meyakinkan diri bahwa ia harus menghadapi semuanya. Satu nama yang terlintas dalam kepalanya sejak siang tadi sampai sekarang adalah Cho Kyu Hyun. Apa respon yang akan diberikan pria itu? Apakah dia akan senang, terkejut, atau mungkin menolak?

“Bagaimana cara memberitahu Kyu Hyun mengenai kehamilanku? Kalau kami adalah pasangan sungguhan, ini adalah kabar yang sangat membahagiakan. Aku bahkan tidak tahu bagaimana perasaanku saat ini padanya.” Gumam Hyu Won pada dirinya sendiri.

Yeojeonhi oneuldo hwachanghaesseossji

Jakkuman haru jongil ne saenggakman

Chinjeolhan neoege jeonhago sipeo

Nae mameul gureume sireo malhago mal geoya

Penggalan lirik lagu GFriend membuat Hyu Won tersipu malu. Dia sedang menebak-nebak bagaimana perasaan Kyu Hyun nanti saat pria itu tahu mengenai kehamilannya. Saat ini Hyu Won merasa bahagia sekaligus begitu ketakutan. Hyu Won tidak tahu apa yang membuatnya bahagia saat ini, kehamilannya atau perasaan asing di hatinya. Apakah dia harus belajar untuk membuka hatinya untuk Kyu Hyun?

Drrt Drrt Drrt

Kau di mana! Cepat pulang.

Nama ibunya muncul di layar ponselnya. Hyu Won mengembuskan napasnya lelah. Hyu Won tidak mau memikirkan bagaimana respon ibu atau kakaknya mengenai kehamilannya. Dia tahu mereka pasti akan sangat marah besar. Hyu Won tidak tahu harus dari mana mulai menjelaskan semuanya. Dia sudah siap menerima semua cacian yang akan diberikan ibu dan kakaknya. Hyu Won menengadahkan kepalanya. Langit sudah kembali cerah, Hyu Won akan pulang sekarang.

****

Rumah Keluarga Cho

Hyu Won menatap jinjingan di tangannya. Dia membawa roti buatan Hyukjae untuk Ibu Kyu Hyun. Tadinya dia ingin membuat sendiri tetapi tubuhnya terlalu lemah. Dia juga membawakan Kopi untuk Kyu Hyun. Rencananya Hyu Won akan memberikan kopi ini pada Kyu Hyun sambil memberitahukan tentang kehamilannya.

“Selamat sore, aku pulang–” suara Hyu Won yang semula kencang perlahan berubah pelan saat melihat semua orang berkumpul di ruang tengah. Di sana ada ayah dan ibunya, kedua orang tua Kyu Hyun, dan Kyu Hyun sendiri.

“Ada apa?” Tanya Hyu Won pada Kyu Hyun dengan isyarat tanpa mengeluarkan suara saat pria itu menatap dirinya. Dahi Hyu Won berkerut saat melihat semua orang tampak tegang dan menunjukan raut wajah bingung.

“Dasar anak nakal!” suara Ibu Hyu Won membuat Hyu Won terkejut, wanita paruh baya itu berjalan dengan raut amarah di wajahnya.

Eomma, ada apa?”

PLAK!

Hyu Won meringis pelan sambil memegang pipi kirinya yang terasa panas. Ibunya baru saja menamparnya. Ada apa? Mengapa ibunya menampar pipinya, apa yang sudah dia lakukan? Belum sempat rasa bingungnya terjawab, ibunya kembali berteriak padanya.

“Dasar anak nakal, membuat malu keluarga saja!” teriak Ibu Hyu Won sambil menghujani Hyu Won dengan pukulan pada tubuh gadis itu.

Eomma, appo. Eomma hentikan.” Ringis Hyu Won yang mulai merasa kesakitan.

“HENTIKAN.” Suara lantang Kyu Hyun mengisi seluruh ruangan, pria itu berjalan menuju Hyu Won lalu membawa gadis itu ke sisinya. Hyu Won berjalan mengikuti Kyu Hyun.

“Ada apa sebenarnya?” Tanya Hyu Won yang masih merasa bingung.

Kyu Hyun hanya diam tak menjawab pertanyaan gadis itu. Hyu Won merasa ngeri dengan tatapan dingin Kyu Hyun. Pria itu juga marah padanya? Sama seperti ibunya? Hyu Won menatap semua orang di dalam ruangan. Ayahnya terlihat menundukan kepala seolah sedang menutupi rasa malunya. Ibu Kyu Hyun tampak cemas dan ayah Kyu Hyun hanya diam dengan wajah dingin.

“Kyu Hyun, akh–” Ringis Hyu Won saat dirasakan cengkraman Kyu Hyun di pergelangan tangannya terasa begitu kencang.

Hyu Won hendak melepas cengkraman kencang Kyu Hyun saat matanya tanpa sengaja menatap kumpulan foto di atas meja. Matanya sontak membulat saat menyadari bahwa potret di dalam foto tersebut adalah dirinya dengan seorang pria asing di atas tempat tidur dengan pose yang tidak pantas.

YA TUHAN!” Hyu Wo terkejut. Hyu Won bergegas mengambil semua foto di atas meja.

“Sekarang jelaskan pada kami semua tentang foto-foto itu!” suara ibu Hyu Won terdengar begitu mengintimidasi.

“Ini sama sekali tidak benar! Ini salah!” ucap Hyu Won.

“Bagaimana bisa semua foto itu salah?” Tanya Ibu Hyu Won.

“Aku tidak tahu. Eomma, appa, tuan, nyonya, aku bisa menjelaskan semua ini. Aku pasti sudah dijebak. Kalian harus percaya padaku.” Ucap Hyu Won membela diri. Kepalanya benar-benar akan pecah sekarang.

“Kau benar-benar membuat malu kami, aku malu sekali Hyu Won-ah.” Ucap Ibu Hyu Won lagi.

Hyu Won menatap Kyu Hyun dan pria itu masih saja diam tak memberikan respon. Katakan sesuatu! Biasanya mulut pria itu sangat tajam bahkan mengalahkan belati. Hyu Won memejamkan matanya merasa bingung. Diamnya Kyu Hyun membuat Hyu Won sadar bahwa pria itu sangat kecewa padanya.

“Kyu Hyun, aku bisa jelaskan semua ini.” Ucap Hyu Won.

Kyu Hyun menatap Hyu Won sebentar lalu melempar tatapannya pada semua orang di ruangan. “Aku akan mencaritahu kebenaran dari semua ini, aku percaya pada apa yang Hyu Won katakan. Biarkan kami menyelesaikan masalah ini sendiri.” Ucap Kyu Hyun lalu kembali mencengkram pergelangan tangan Hyu Won.

Kajja, Hyu Won-ah.” Ucap Kyu Hyun.

Kyu Hyun membawa Hyu Won meninggalkan ruangan tengah menuju kamar mereka. Hyu Won menatap Kyu Hyun dari sudut matanya. Hyu Won merasa emosi dengan apa yang terjadi. Bagaimana bisa ada yang melakukan hal seperti ini padanya? Hyu Won menolehkan kepalanya ke belakang menatap kedua orang tua mereka. Air matanya tanpa ia sadari mulai mengalir.

“Kyu Hyun–”

“Diam.” Ucap Kyu Hyun dingin.

Hyu Won kembali mengunci rapat mulutnya, dia sangat ingin berbicara dan mengatakan semuanya tapi Kyu Hyun tampaknya tidak ingin dia berbicara. Hyu Won dan Kyu Hyun berjalan menaiki tangga menuju kamar mereka di lantai dua. Sejak Kyu Hyun bisa berjalan, mereka menempati lagi kamar pria itu yang letaknya di lantai dua. Dia sedikit bersyukur mereka sudah pindah ke atas.

****

Kamar Kyu Hyun dan Hyu Won

BLAM!

Hyu Won tercekat saat Kyu Hyun membanting pintu kamar mereka. Tangan Hyu Won yang semula dicengkram Kyu Hyun, kini dihempaskan dengan kasar oleh pria itu. Hyu Won mengusap tanganya yang mulai perih.

“Bagaimana kau akan menjelaskan semua ini?” ucap Kyu Hyun lalu merebut foto-foto di tangan Hyu Won.

“Kyu Hyun, jangan menatapku seperti itu.” Ucap Hyu Won merasa terintimidasi.

“Hyu Won, berkali-kali aku mengingatkanmu untuk menjaga sikapmu. Kali ini aku benar-benar kecewa padamu. Kalau kau melakukan ini untuk membalasku, kau sudah berhasil. Kau sangat menyakitiku, kau sangat menyakiti kedua orang tua kita.” Ucap Kyu Hyun.

“Aku tidak tahu dengan semua ini. Aku tidak melakukan apapun dengan niat untuk membalasmu atau menyakiti semua orang. Aku tidak tahu mengapa semua ini terjadi! Aku pasti sudah dijebak.” Ucap Hyu Won.

“Benarkah kau dijebak? Jadi kau gadis yang mudah masuk ke dalam perangkap? Atau memang sengaja masuk ke dalam perangkap? Semudah itu kah dirimu?! Apa kau mudah percaya pada semua pria!?” ucap Kyu Hyun dengan nada tinggi.

Mwo?” bisik Hyu Won, hatinya sakit sekali mendengar ucapan Kyu Hyun.

Amarah yang Kyu Hyun rasakan sudah tidak bisa ia tahan lagi. Semua emosinya seolah terakumulasi menjadi satu. Dia masih menahan diri bila Hyu Won pergi dengan teman-teman prianya tetapi dia sudah tidak bisa menahan diri ketika hal seperti ini terjadi. Melihat keluarganya begitu terkejut membuat dirinya merasa begitu bersalah, bagaimana bisa hal seperti ini luput dari pengawasannya. Dia merasa menjadi suami yang tidak becus. Harga dirinya seolah-olah tercoreng karena perbuatan Hyu Won.

“Aku tidak mengerti lagi dengan jalan pikiranmu.” Ucap Kyu Hyun.

“Cho Kyu Hyun, aku tidak peduli kau percaya atau tidak. Mau aku berteriak mengatakan hal yang sebenarnya, kalian tidak akan percaya padaku. Kalian semua lebih percaya pada apa yang kalian lihat daripada apa yang menjadi fakta sebenarnya. Tapi satu yang harus kau tahu bahwa apa yang ada di dalam foto itu tidak benar.” Ucap Hyu Won.

Kyu Hyun memajukan langkahnya memangkas semua jarak di antara dirinya dan Kyu Hyun. Tangannya bergerak menarik Hyu Won hingga jarak keduanya hanya beberapa centi saja. Hyu Won bahkan bisa merasakan embusan napas pria itu.

“Apakah gadis di dalam foto itu adalah dirimu?” Tanya Kyu Hyun penuh penekanan.

“….”

“HA? APAKAH ITU DIRIMU?” Bentak Kyu Hyun.

“…”

Hyu Won hanya diam membeku mendengar pertanyaan Kyu Hyun. Dia tidak bisa menjawab seolah lidahnya terasa begitu kaku. Dia ingat pada ranjang yang ada di dalam foto tersebut. Itu adalah ranjang kamar club malam tempat ia terbangun satu minggu yang lalu. Tapi yang dia ingat pasti bahwa dia masih memakai pakaian saat terbangun namun di foto dia seolah tidak memakai apapun dan hanya ditutupi selimut.

“Kau memang selalu seperti ini.” Ucap Kyu Hyun lalu mendorog Hyu Won. “Terus bertingkah semaumu, aku tidak akan melarangmu lagi.” Ucap Kyu Hyun lalu pergi meninggalkan Hyu Won.

“Kyu Hyun-ah, jangan pergi.” Ucap Hyu Won mengiba.

Hyu Won menatap punggung Kyu Hyun yang menghilang di balik pintu kamar. Pria itu bahkan membanting pintu dengan keras. Air mata Hyu Won sontak mengalir dengan deras.

“Aku tidak pernah melakukan semua itu dengan sengaja, aku bahkan tidak tahu siapa pria yang ada di dalam sana. Mianhae, Kyu Hyun-ah. Aku tidak pernah berniat menyakitimu dan keluarga kita.” Ucap Hyu Won dengan sedih.

TBC

Gimanaa? Maafin Hyu Won selalu menderita. Mohon maaf lahir dan batin semua, semoga kita semua selalu sehat dan bahagia. Makasih buat temen-temen yang masih mampir dan baca-baca cerita di sini, aku sayang kalian semuaaa 🙂

Sekali lagi mau ngingetin, pokoknya jangan nunggu-nunggu ff di sini publish. Dateng kalo sempet aja, ga janji bakal update cepet. Anggap aja nostalgia sama FF jaman duluu, okaayy!

20 thoughts on “FF: Stand By You Part 14 (Jebakan)

  1. Hyun Ji menyebalkan
    Duh nanti Hyu Won dikiram hamil pria lain.
    GA SABAR CHAPTER SELANJUTNYA
    Semangaattt kaaaaaa

  2. Hikkzzzzz kenapa jadi tambah rumitttt.. kapan hyu won bahagia?? Hyunji makin menjadi2 ajaa. Udah hyuwon menjauh aja dari 2 keluarga ituuu mending hidup sendiri. Nanti saat semua terungkap biarkan mereka yang menyesal. Kesel juga sama Kyuhyun😡😡

    • Iya maafin udh mau ending suka jadi rumit tapi gatau endingnya kapann haha. Terus bersabar yaaa, pokoknya jangan nungguin ff ini, dateng aja sesempetnyaa😁😁😁

  3. Nah kan kyuhyun yang katanya pintar pun mudah dijebak dengan foto palsu buatan hyun ji
    Nanti kehamilan hyu won juga dianggap anaknya orang lain gk bakal ada yang percaya ma dia
    Baguslah kalo hyu won bisa pergi menjauh dari mereka semua

    • Manusia mah klao udh emosi suka ketutup pintu hati dan otak, Kyu Hyun misalnya wkwkwk. Pokoknya Hyu Won harus bahagia tapi sebelum bahagia menangis darah duluu hahha. Duh aku kenapa kejam sekali 🙂

  4. Boleh gak ngamuk? Boleh gaa.
    Gimana hyuwon mau bilang klo dia hamil
    Pasti mereka g percaya.
    Hyunji adanya bisa makin fitnah hyuwon
    Won, kabur aja. Donghae selalu terbuka kok. Knp hyuwon yg tersakiti pdhl dia korban.

    P

    • Jangan dulu ngamukk, tahannn! Part depan lebih mantep klo ngamuk wkwkwkwk. Hyu Won selalu tersakiti soalnya dia peran utama haha, nanti aku bikin bahagia kok tapi skrng nangis-nangis darah duluu 😀

Leave a comment